Ketum Forum Honorer K2: Hati Kami Sedang Panas

Selasa, 16 Oktober 2018 – 05:22 WIB
Nurbaiti, koordinator FHK2I DKI Jakarta. Foto: Istimewa for JPNN.com

jpnn.com - Di saat pelaksanaan seleksi CPNS 2018 melewati tahapan pendaftaran, ratusan ribu honorer K2 (kategori dua) dari sejumlah daerah sibuk menyiapkan diri menuju Jakarta. Mereka mempersiapkan diri menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran pada 30 Oktober mendatang.

Mesya Mohamad, Jakarta

BACA JUGA: Seleksi CPNS 2018: Baru 8.570 Honorer K2 Terdaftar di SSCN

Titi Purwaningsih merupakan perempuan berbadan kecil, cenderung kurus. Cara bicaranya lugas, berani, dan tegas. Energinya luar biasa. Dia mampu memimpin massa honorer K2 yang jumlahnya tidak sedikit. Dia merupakan ketum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I).

Saat aksi honorer K2 pada 2015, tidak ada yang menyangka bila mantan aktivis ini bisa mendatangkan massa puluhan ribu orang ke Jakarta.

BACA JUGA: Pelamar CPNS dari Honorer K2 Sangat Sedikit

Sosok perempuan 43 tahun ini pun jadi buah bibir tidak hanya di kalangan honorer K2 tapi juga pemerintah dan DPR RI, DPD, serta MPR RI. Mungkin profesinya sebagai guru honorer selama 14 tahun yang menempanya menjadi perempuan tangguh.

Saat demo tiga hari depan Istana Negara pada 2015, hampir chaos karena massa K2 sudah siap menerobos kawat berduri yang dijaga aparat keamanan, Titi lah yang menenangkan anggotanya.

BACA JUGA: 50 Ribu Honorer K2 Daerah Siap Bergerak ke Jakarta

Saat itu Titi menenangkan massa, dengan mengatakan bahwa ada anak, istri, suami, yang menunggu mereka di rumah. Dia pun memilih melakukan lobi-lobi. Lama, panjang, belum juga berhasil.

Akhirnya Titi kembali memimpin demo di Istana Negara, Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) serta DPR. Lagi-lagi aksi demonya tidak membuahkan hasil.

Kini, Titi merancang aksi demo lebih besar lagi pada 30 Oktober. Aksi ini diklaim guru asal Banjarnegara itu akan lebih besar dibanding 2015. Tahun ini akhir penentuan nasib honorer K2. "Hati kami tengah panas. Suhunya 360 derajat," ujar Titi kepada JPNN, Senin (15/20).

Dari dulu, lanjut Titi, honorer K2 dibiarkan mengabdi dengan bayaran yang sangat minim. Giliran pemerintah sudah bisa buka seleksi CPNS umum, honorer K2 dilupakan begitu saja.

Titi merasa, sudah saatnya dia bicara dan bertindak dengan mengeluarkan jurus the power of emak- emak.

"Emak emak yang tidak bisa dipengaruhi oleh siapa pun untuk menghentikan aksi. Kami akan maju terus. Pantang pulang sebelum dapat SK PNS!," timpal Nurbaiti, koordinator FHK2I DKI Jakarta.

The power of emak- emak juga digelorakan Sumarni Azis. Korwil FHK2I Sulawesi $elatan ini bertekad, aksi 30 Oktober akan menjadi perjuangan penentu mereka. Bila pemerintah tidak bergeming, honorer K2 akan menempuh jalan lain.

"Banyak titian menuju Roma. Kami tidak akan menyerah. Kami tahu presiden tidak pernah takut didemo makanya kami aksi. Siapa tahu presiden mau menyapa kami," ujarnya.

Suara emak-emak juga datang dari Kabupaten Banyuwangi. Korda FHK2I Banyuwangi Hj Anis Akhodiyah menyatakan siap menyukseskan aksi 30 dan 31 Oktober. Demi mendapatkan status PNS, mereka akan bahu membahu mendukung perjuangan.

Meski beberapa kali aksi turun ke jalan belum ada hasil, guru agama yang sudah mengabdi sejak tahun 90-an ini berharap akan ada perubahan. Dia pun meminta aparat tidak melihat aksi itu sebagai upaya pemberontakan. Aksi damai ini hanya untuk menuntut keadilan.

"Kami ikuti instruksi ketum FHK21. Kalau disuruh aksi dan mogok nasional kami siap. Sebelumnya kami juga sudah melakukan mogok seminggu," ucapnya.

BACA JUGA: Seleksi CPNS 2018: Baru 8.570 Honorer K2 Terdaftar di SSCN

Titi, Nurbaiti, Sumarni, dan Hj Anis adalah sebagian emak-emak yang akan berada di garis depan dalam aksi nanti. Para Srikandi yang biasanya berdiri di depan anak didiknya, siap turun ke jalan lagi demi mendapatkan status PNS. Mereka tidak mau dijadikan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

"Kami gelar aksi damai dan tidak anarkistis karena kami ini pendidik. Semoga kami tidak dihadapkan dengan aparat bersenjata karena kami bukan pemberontak," pungkas Titi. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Honorer K2 Mogok Mengajar, Ini Respons Kemendikbud


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler