Ketum Garis Ngaku Pimpinan ISIS di Indonesia

Jumat, 08 Agustus 2014 – 01:32 WIB

jpnn.com - CIANJUR - Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (Garis) Chep Hernawan mengaku dirinya adalah Pimpinan regional Indonesia untuk Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Penunjukkan diri sebagai pimpinan karena dinilai militan, ilmu tinggi, amanah hingga istiqamah.

"Mereka melihat saya punya kriteria yang diinginkan oleh mereka untuk menjadi pemimpin ISIS di wilayah Indonesia," kata Chep kepada wartawan di kediamannya, kemarin (7/8).

BACA JUGA: Honorer K2 Diduga Bodong Tetap Diusulkan jadi PNS

Dikatakan Chep, penunjukkan dirinya terjadi ketika deklarasi ISIS di Indonesia yang digelar pada Minggu 12 Maret 2014 lalu Hotel Indonesia. Namun, ia membantah jika ISIS di Indonesia memiliki tujuan untuk membentuk negara Islam di Indonesia.

"ISIS di Indonesia itu tidak ada bedanya dengan Garis. Tidak ada presiden, menteri, panglima perang, dan kabinet-kabinet. Yang ada kami meneruskan perjuangan untuk menegakan syariat Islam di Indonesia," kata Chep.

BACA JUGA: Pabrik Pengolahan Plastik Ludes Terbakar

Chep menambahkan, tidak ada instruksi dan seruan untuk melakukan perang di Indonesia. Menurutnya, medan perang sejatinya ada di Irak, Suriah, dan negara timur tengah yang kini sedang berperang memperjuangkan akidah Islam.

"Tidak ada radikalisasi dalam ISIS ini. Pemberitaan yang ada di media itu tidak benar. ISIS sendiri memperjuangkan dan menegakkan syariat Islam," paparnya.

BACA JUGA: Oknum PNS Judi Terancam Dipecat

Diakui Chep, setidaknya ada ribuan pengikut ISIS di Indonesia yang tersebar di Pulau Jawa. Menurutnya, pengikut ISIS terbanyak di Indonesia berada di wilayah Jawa Barat (Jabar). Akan tetapi pengikut ISIS itu bukanlah teroris seperti yang diberitakan media akhir-akhir ini.

"Tidak ada instruksi angkat senjata di Indonesia, tapi kami mengirimkan pengikut ISIS yang betul mewakafkan dirinya untuk membantu saudara sesama muslim di medang perang. Kami sendiri ikut berbaiat dengan Abu Bakr Al Baghdady tapi tidak harus datang ke sana," paparnya.

Di Cianjur, dirinya menyebut ada puluhan anggota ISIS yang bergabung dari berbagai latar belakang. Menurutnya, bergabungnya mereka ke ISIS dalam rangka keinginan untuk mengubah dan menegakkan syariat Islam dan konstitusi.

"Latar belakang pendidikan mereka 60 persen sarjana, ada juga lulusan pesantren yang tersebar di beberapa wilayah di Cianjur. Selain itu, usia mereka semua rata-rata di atas 20 tahun," tandasnya lagi.

Chep menyebut, selama ini koordinasi dengan anggota lain seperti jaringan ormas, majelis mujahidin, FPI, dilakukan mereka lewat telpon. Tujuannya adalah  menghentikan pergerakan radikal di NKRI.
Terkait ISIS yang disimpulkan sebagai pergerakan yang dilarang oleh pemerintah, dirinya siap menjelaskan kepada negara: ISIS tidak seperti yang dituduhkan selama ini seperti yang ada di media-media barat.

"Kemarin saya sudah dipanggil oleh Menteri Agama. Di sana kami jelaskan bahwa ISIS bukan organisasi radikal," jelasnya.

Chep juga berani bersumpah bahwasanya sumber pendanaan ISIS berasal dari dana yang halal dan bukan dari hasil merampok.

"Demi Allah, dana yang kita himpun bukan hasil dari kejahatan, ini murni dari hasil sedekah dan infak perusahaan-perusahaan saya," tegasnya.

Di bagian lain, Polres Cirebon Kabupaten mengindentifikasi wilayah timur Cirebon (WTC) rawan penyebaran gerakan ISIS. Hal tersebut diungkapkan Kapolres Cirebon AKBP Irman Sugema. Bahkan, jajaran kepolisian sedang mendalami dan mengumpulkan beberapa data terkait organisasi tersebut.

Menurutnya, indikasi itu muncul ketika pihaknya kembali teringat unjuk rasa mengatasnamakan Islam di kantor MUI.

"Kita sedang dalami dengan mengumpulkan data-datanya, apakah ada hubungannya dengan ormas yang ada di Kabupaten Cirebon, mulai ciri-ciri orangnya, mekanisme organisasi, apakah ada kesamaan atau tidak," ujar Irman, kemarin.

Pihak kepolisian, kata Irman, akan melakukan pengamanan di daerah rawan penyebaran gerakan yang meresahkan masyarakat dengan mengatasnamakan agama.

"Pengamanan sudah ada, tapi tidak akan disampaikan. Pengamanan dan pengawasan kita dilakukan secara tertutup. Untuk mengantisipasi itu, diharapkan seluruh elemen masyarakat pun ikut berhati-hati dan mengawasi gerakan tersebut, bila ada yang mencurigakan laporkan kepada kami," terangnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Cirebon H Tasiya Soemadi yang memimpin rapat mengatakan, melihat kondisi ini, pihaknya akan mengadakan deklarasi menolak gerakan ISIS usai salat Jumat di lapangan Pataraksa, Sumber, Kabupaten Cirebon.

"Kalau diketahui ada warga kita yang ikut atau masuk dalam gerakan ISIS, pemerintah daerah mengancam akan mencabut kependudukan warga tersebut. Sebab, mereka masuk dalam organisasi yang dikatakan ilegal oleh pemerintah," tegas wabup.

Wabup menegaskan, tidak ada satu orangpun warga Kabupaten Cirebon yang boleh masuk dalam ISIS. Sebab, gerakan ini adalah kepanjangtanganan dari terorisme sehingga tidak layak untuk berada di Kabupaten Cirebon.

"Kami telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mencegah masuknya ISIS. Sudah ada beberapa yang kita pantau. Kita terus berkoordinasi dengan kepolisian, BIN dan semua elemen masyarakat untuk tidak membiarkan ISIS berkembang biak di Kabupaten Cirebon," tandasnya. (tts/sam/rie)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerabat Bang Illo Angkat Kesenian Kuda Kepang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler