jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum DPP Generasi Muda Pembaharu Indonesia (GEMPAR Indonesia) Yohanes Sirait mengatakan visi Indonesia Emas 2045 yang sering disampaikan Presiden Jokowi membutuhkan peran SDM unggul.
Menurut Yohanes, generasi muda adalah kunci untuk mewujudkan hal tersebut. Terlebih lagi bonus demografi Indonesia terjadi lebih cepat. Berdasarkan sensus 2020 penduduk usia produktif di negara ini sudah mencapai 70,72 persen.
BACA JUGA: Moge Tabrak 3 Pemotor dan Mobil Satpol PP, Pengendara Ogah Tunjukkan STNK
"Jadi, kalau generasi mudanya loyo, itu menjadi beban negara. Kalau generasi mudanya bangkit, maka transformasi Indonesia menjadi negara maju akan bisa terwujud," kata Yohanes saat pelantikan DPP GEMPAR Indonesia di Jakarta, Sabtu (22/5).
Turut hadir dalam pelantikan tersebut, Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi, Staff Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Romo Benny Susetyo.
BACA JUGA: Aturan Baru Pemutakhiran Data Kepegawaian, PNS, PPPK, dan PPT Non-ASN Wajib Tahu
GEMPAR Indonesia merupakan satu-satunya Organisasi Kepemudaan yang menyatukan pemuda Kristen dan Katolik.
Yohanes menyebut perkembangan teknologi saat ini merupakan peluang untuk generasi muda berkembang lebih cepat. Walaupun ada juga efek negatif di mana banyak pemuda terpapar radikalisme dan hedonisme lewat media sosial.
BACA JUGA: Hari Kebangkitan Nasional 2021, PPI Singgung Pendidikan dan Otonomi Daerah
"Namun lebih banyak anak muda yang melakukan terobosan lewat media sosial dan teknologi,” ucap dia.
Oleh karena itu, Yohanes mendorong generasi muda menggunakan beragam teknologi yang ada untuk mengembangkan kapasitas diri dan sekitarnya.
Dia mengapresiasi percepatan pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah selama 6 tahun terakhir. Tetapi yang tidak kalah penting adalah peningkatan kualitas SDM.
"Infrastruktur merata, harga-harga sudah mulai sama di seluruh daerah, itu bagus," ucapnya.
Sekarang, lanjut Yohanes, saatnya memastikan kualitas pendidikan yang diterima siswa di Jawa, sama dengan yang diterima putra-putri di Kalimantan, Maluku dan Papua.
Oleh sebab itu, GEMPAR meluncurkan ALITEIA (Akademi Politik dan Ekonomi Indonesia) yang akan mendidik para generasi muda yang hendak terjun maupun sudah terlibat dalam pelayan publik.
"Kami melihat selain soal politik, aspek pendidikan ekonomi ini juga penting," ujarnya.
Wamenag Zainut Tauhid mengapresiasi terobosan yang dilakukan GEMPAR Indonesia. Dia berharap kemitraan dengan organisasi itu terus diperkuat untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik.
Dia juga mengajak GEMPAR untuk terus menyosialisasikan moderasi beragama. Sebab, ekstrem kiri maupun kanan dalam beragama merupakan ancaman bagi kerukunan berbangsa dan bernegara.
Sementara itu, Romo Benny Susetyo mengapresiasi GEMPAR yang konsisten menyosialisasikan dan merawat Pancasila. Dia mengajak organisasi itu untuk terus mengampanyekan dan mendorong terimplementasinya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
“Demokrasi Pancasila itu tidak mengenal tirani minoritas maupun tirani mayoritas, yang ada adalah keadaban yang dasarnya Ketuhanan yang Maha Esa,” pungkas Romo Benny. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad