jpnn.com - JAKARTA - Aksi Bela Islam yang sudah digelar tiga kali juga menjadi sorotan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).
Ketua Umum ICMI, Jimly Asshiddiqie meminta keislaman dan kebangsaan tidak dipertentangkan. Umat Islam harus memperjuangkan keislaman pada bangsa Indonesia.
BACA JUGA: Mas Tommy Jadi Bandar Makar? Nih Penjelasan Kapolda
"Silaturahmi penting untuk sinergi kebangsaan di tengah kondisi politik. Mengaku nasionalis tapi isinya kesukuan dan sektarian keagamaan. Nasionalisme jadi bungkus saja. Kebangsaan dan keislaman jangan lagi didikotomikan. Umat Islam harus bisa membawa keislamannya untuk kemashlahatan bangsa," kata Jimly saat sambutan Silaturahmi Kerja Nasional dan Sekolah (SILAKNAS) ICMI 2016 di Hotel Grand Cempaka, Jakarta, Jum'at (9/12)
Menurut dia, ada masalah dalam kondisi politik sekarang. ICMI memandang aksi 212 yang berpusat di Silang Monas dan Parade Kita Indonesia pada 4 Desember di kawasan Bundaran HI, Jakarta, punya efek besar ke depannya.
BACA JUGA: DPR Minta TNI dan BIN Perkuat Pertahanan dari ISIS
"Presiden dan wapres hadir di 212 dan menurunkan ketegangan. Mudah-mudahan setelah 212 dan 412 situasi bisa reda dan kita bisa mengawal penegakan hukum yang adil. Inilah umat Islam yang kritis, mau berjuang untuk agama dan bangsanya," ujar Jimly terkait kasus Ahok.
ICMI juga meminta pemerintah untuk lebih merangkul seluruh umat Islam, tidak hanya NU dan Muhammadiyah saja.
BACA JUGA: Penting! Inilah Cuti Bersama PNS pada Libur Nasional 2017
Umat Islam pun diminta mengedepankan toleransi terhadap kelompok minoritas. ICMI menolak cara makar terhadap pemerintahan.
"Sikap kritis perlu dipelihara dan diarahkan pada kebijakan. Bukan menyerang pemimpin dengan motif menjatuhkan Presiden Jokowi. Kita harus menolak cara inkonstitusional," pungkas Jimly. (mg5/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polisi Jebloskan Hatta Taliwang ke Tahanan
Redaktur : Tim Redaksi