Ketum Majelis Dzikir Hubbul Wathon Berharap Semoga Tahun Politik 2024 Berjalan Damai

Rabu, 02 Agustus 2023 – 14:59 WIB
Melalui dzikir yang kini menjadi acara resmi negara setiap 1 Agustus di Istana Negara, Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon KH Musthofa Aqil Siroj berharap tahun politik dan hajatan demokrasi 2024 berjalan damai, Selasa (1/8/2023). Foto: Dok MDHW

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW) KH Musthofa Aqil Siroj mengimbau masyarakat tidak menebar ujaran kebencian dan menjaga persatuan menjelang tahun politik.

Melalui dzikir yang kini menjadi acara resmi negara setiap 1 Agustus di Istana Negara ini, pihaknya berharap tahun politik dan hajatan demokrasi 2024 berjalan damai.

BACA JUGA: Literasi Digital Menangkal Hoaks di Masa-Masa Tahun Politik 

“Dengan dzikir, semoga di tahun politik tidak ada ujaran kebenciaan, tidak ada adu domba, dan tidak ada saling sikut-menyikut. Yang ada adalah semua berjalan baik dan sejuk,” ujarnya saat menyampaikan laporan di halaman Istana Negara, Selasa (1/8/2023).

Karena itulah, lanjut Kiai Musthofa, sebagai sebuah tradisi baik dan agung dalam mengawali bulan kemerdekaan, pihaknya berharap dzikir di Istana Negara tidak pernah berhenti, tetapi terus lestari hingga sampai kapan pun.

BACA JUGA: Tahun Politik, Romo Magnis: Pancasila Itu Pemersatu, Tidak Boleh Ditawar-tawar Lagi!

“Kita diperintahkan oleh Allah swt agar kita membangun negara untuk kesejahteraan rakyat. Namun, pembangunan punya syarat mutlak, yaitu keamanan. Jika negara tidak aman, maka tidak mungkin kita bisa membangun. Karena itu, kita harus punya andil menciptakan negara yang aman, sejahtera, dan damai,” tuturnya.

Kiai asal Kempek Cirebon, Jawa Barat, ini menambahkan bahwa sebagai negeri muslim terbesar di dunia, Indonesia kini menjadi contoh bagi negara-negara lain, bahkan negara-negara Timur Tengah. Sebab, meskipun di Indonesia terdiri dari berbagai suku, bahasa, dan agama, namun mampu menunjukkan Islam yang ramah dan toleran.

BACA JUGA: Menteri Bahlil Fokus Mengejar Target Investasi Rp 1.400 Triliun di Tahun Politik

“Antara ulama dan umara saling menghormati dan mengisi, saling bahu-membahu untuk menciptakan kedamian dan ketentraman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia ulama dan umara bisa duduk bersama saling menghormati satu sama lain,” ungkapnya disambut aplaus hadirin.

“Kita lihat di Aljazair, Maroko, Turki dan negara Arab lainnya, khutbah saja harus punya kartu izin khatib. Kalau tidak, maka dilarang khutbah. Di Indonesia begitu nikmatnya. Khutbah bisa jam berapa saja, dzikir bisa kapan saja, bahkan di Istana pun ada dzikir. Ini sungguh luar biasa dan patut kita syukuri,” sambung adik kandung Kiai Said Aqil Siroj ini.

Oleh karena itu, pihaknya sangat berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang telah menginstruksikan dan mengagendakan dzikir menjadi acara resmi negara setiap 1 Agustus di Istana Negara.

“Sekali lagi, kami haturkan terima kasih kepada bapak Presiden yang terus mensupport terlaksananya dzikir di Istana Negara dan memberikan mandat kepada Majelis Dzikir Hubbul Wathon. Sampai saat ini, dzikir di Istana Negara sudah berlangsung sebanyak lima kali,” ujarnya lagi-lagi disambut aplaus hadirin.

Dalam kesempatan tersebut, hadir Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden K.H Ma'ruf Amin, juga beberapa menteri juga para tokoh agama.
Terpantau menteri yang hadir, Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Juga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Acara zikir kebangsaan diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an oleh Ustaz Wahyu Andi Saputra, kemudian pembacaan laporan dari penyelenggara laporan oleh K.H. Musthofa Aqil Siradj dan pembacaan tausiyah dari Wakil Presiden K.H Ma'ruf Amin, serta pembacaan doa kebangsaan oleh Habib Luthfi bin Yahya.(ray/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler