Ketum PPP: Berdemokrasi Bukan Untuk Melayani Segelintir Elite

Jumat, 20 Agustus 2021 – 18:05 WIB
Ilustrasi - Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa. Foto: Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suharso Monoarfa mengingatkan berdemokrasi bukan untuk melayani segelintir elite.

Dia juga menyebut demokrasi bukan alat untuk saling mencaci dan membenci.

BACA JUGA: Kosgoro 1957 Gelar Vaksin Bagi 25 Ribu Warga Bersama TNI AD

Demokrasi penting dijadikan instrumen untuk saling mendukung dan mewujudkan kebaikan antarsesama.

"Demokrasi bukan alat untuk saling caci dan membenci, demokrasi harus dijadikan instrumen untuk saling mendukung, memuliakan, dan saling membesarkan dengan berlomba-lomba menebar manfaat bagi kemaslahatan sesama," ujar Suharso dalam pidato kebangsaan ketua umum partai politik memperingati 50 tahun CSIS Indonesia, Jumat (20/8).

BACA JUGA: PPHN Tak Pernah Dibahas di Parlemen? Bamsoet: Keliru!

Suharso menyatakan pandangannya sebagai bagian dari upaya PPP untuk memikul tugas sejarah penting bersama dengan seluruh unsur kebangsaan.

Untuk membuktikan bahwa demokrasi adalah tata cara mewujudkan kebaikan dalam menyongsong kemerdekaan Indonesia yang ke-100 pada tahun 2045.

BACA JUGA: Keren Juga Kalau Pemilu 2024 Gunakan E-Voting, Aman Enggak?

Suharso juga mengatakan keterkaitan antara demokrasi dengan Islam sebagai rahmat bagi semesta yang bisa berjalan beriringan.

Menurutnya, tidak ada pertentangan antara demokrasi dan Islam.

Demokrasi adalah tata cara interaksi bernegara, sementara Islam adalah sistem yang menyeluruh dan utuh untuk mengatur hidup manusia serta sebagai jendela besar untuk melihat dunia.

Dia menyebut PPP terpanggil oleh sejarah untuk menegaskan bahwa kebaikan dan kebajikan demokrasi yang paling pokok adalah mengorientasikan langkah dan kebijakan pada umat, rakyat, dan bangsa.

"Berdemokrasi bukan melayani segelintir elite yang berkuasa atau yang berpunya," kata Suharso.

Berdemokrasi adalah proses pembuktian bahwa tidak ada satu pihak mana pun yang tertinggal atau ditinggal, no one left behind.

Dia lebih lanjut mengatakan bahwa proses menuju Indonesia di tahun 2045 adalah momentum yang tepat untuk terus bahu membahu serta bekerja sama dalam persatuan.

"PPP menyebutnya merawat persatuan dengan pembangunan," kata Suharso.

Dia mengatakan sebagai bangsa besar dan majemuk seperti Indonesia, persatuan dan pembangunan adalah tema yang terus relevan dan langgeng.

Merawat persatuan hanya bisa dilakukan dengan terus melanjutkan dan meningkatkan pembangunan.

"Pembangunan akan membuat Indonesia mencapai masyarakat adil dan makmur secara berkeadilan serta yang terpenting, hak-hak segenap rakyat dapat terpenuhi," pungkas Suharso.(Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler