jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PROJO Budi Arie Setiadi menduga rangkaian penganiayaan kekerasan terhadap pemuka agama akhir-akhir ini hanya bagian dari skenario untuk adu domba. Dia meyakini ada kepentingan politik di balik serangkaian aksi persekusi yang telah mengakibatkan korban jiwa itu.
"Sangat terbaca polanya, aktornya, lokasinya serta praktik dan cara eksekusinya. Kami sudah tahu persis siapa dalangnya, otaknya dan motif politiknya," ujar Budi melalui pesan singkat, Jumat ( 16 /2 ).
BACA JUGA: Habib Aboe Galau Ada Orang Gila Kompak Serang Ulama
Rangkaian penganiayaan terhadap pemuka agama diawali pada 27 Januari 2018 lalu. Pemimpin Pondok Pesantren Al Hidayah Cicalengka, Kabupaten Bandung, KH Umar Basri (Mama Santiong) yang diserang hingga dilarikan ke rumah sakit.
Selang beberapa hari kemudian persisnya 1 Februari 2018, Komando Brigade PP Persis Ustaz Prawoto juga dianiaya. Nahas, Ustaz Prawoto akhirnya meninggal dunia.
BACA JUGA: Aiptu Ali Munir, si Penembak 2 Kaki Penyerang Jemaat Gereja
Selanjutnya, persekusi menimpa Biksu Mulyanto Nurhalim asal Desa Babat, Tangerang, Banten pada Sabtu (10/2) lalu. Nurhalim dipaksa menandatangani surat perjanjian supaya tak menggelar kegiatan peribadatan di desanya sendiri.
Terakhir adalah penyerangan di Gereja St Lidwina, Gamping, Sleman, Yogyakarta. Pelaku bernama Suliono asal Banyuwangi menyerang para jemaat dan pastor Gereja St Lidwina dengan pedang.
BACA JUGA: Serang Gereja dengan Pedang, Suliono Dijerat UU Darurat
Sedangkan di Tuban, Jawa Timur ada aksi perusakan masjid. Adapun di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) terjadi pelecehan terhadap tempat ibadah umat Hindu.
Budi menjelaskan, rentetan kekerasan itu menunjukkan adanya skenario untuk menciptakan instabilitas. Mantan aktivis mahasiswa yang dikenal sebagai pendukung fanatik Presiden Joko Widodo itu pun menyayangkan masih adanya kelompok yang menggunakan kekerasan dan berisiko bagi keutuhan NKRI.
“Janganlah ulama, pendeta, pastor, biksu dan para pemuka agama terus menerus menjadi korban. Janganlah rakyat tak berdosa menjadi korban karena ambisi dan kepentingan politik sesaat dan jangka pendek," harapnya.
Karena itu Budi meminta pemerintah lebih responsif dalam mengatasi persoalan tersebut. Menurutnya, pimpinan Polri, TNI dan Badan Intelijen Negara (BIN) berkoordinasi dalam mengungkap otak dan motif di balik rentetan kekerasan terhadap pemuka agama.
Selain itu, Budi juga meminta masyarakat agar tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi dengan isu yang bisa merusak toleransi ataupun memecah belah persatuan dan kerukunan nasional. Dia juga mendesak otak di balik rentetan kekerasan segera menyetop tindakan yang mengorbankan rakyat tak berdosa.
“Pada waktunya pasti nanti terbongkar semuanya. Janganlah meraih kekuasaan dengan menghalakan segala cara. Bukan zamannya lagi,” pungkasnya.(jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngebet Berjihad di Suriah, Penyerang Gereja Tak Punya Paspor
Redaktur & Reporter : Antoni