Ketum PSI Sebut Entrepreneur Kebencian Ancaman Terbesar NKRI

Selasa, 11 Desember 2018 – 22:00 WIB
Ketua Umum PSI Grace Natalie menyampaikan pidato politiknya di Surabaya. Foto: Ist

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengutarakan kekhawatirannya akan kondisi negeri belakangan ini. Menurutnya, ada pihak-pihak yang ingin menciptakan atmosfer permusuhan dan prasangka demi tujuan politik mereka.

"Entah kenapa dua tahun terakhir, saya sering merasa terharu ketika mendengar atau menyanyikan Indonesia Raya. Ada perasaan cinta yang semakin besar, sekaligus rasa cemas melihat apa yang terjadi atas negeri ini," kata Grace di hadapan kader dan caleg PSI se-Jawa Timur di JX Internasional Convention Hall, Surabaya, Selasa (11/12) malam.

BACA JUGA: Para Kader di Jatim Sambut Antusias Festival 11 PSI

"Orang menyebut ini adalah abad ketersinggungan, sebuah abad yang penuh amarah. Masa ketika politik dipenuhi oleh prasangka yang tumbuh subur akibat meluasnya hasutan dan ujaran kebencian," sambungnya,

Grace lantas mengutip hasil penelitian dari Cherian George yang menyebutkan bahwa, ketersinggungan ini adalah hasil rekayasa para 'entrepreneur kebencian' yang memproduksi hasutan dan menyebarkan syak wasangka untuk mendorong timbulnya perasaan palsu.

BACA JUGA: Gelar Festival 11 di Surabaya, PSI Siap Bikin Heboh Lagi

Ada yang membuat seolah-olah kelompoknya dihina, ada serangan dari luar. Semua dengan tujuan membangkitkan perasaan teraniaya serta ketidakadilan yang berujung pada terciptanya suasana ketersinggungan dan amarah.

"Rekayasa ketersinggungan yang sebetulnya tak lebih dari cara kotor untuk menyingkirkan lawan politik sambil menempatkan diri sebagai pahlawan pembela kelompok, yang pada akhirnya itu semua tak lebih dari sebuah cara kotor meraih kekuasaan. Begitulah rasa ketersinggungan direkayasa. Begitulah cara politik kebencian bekerja," kata Grace.

BACA JUGA: Jubir PSI Bangga Pematang Siantar Paling Toleran di Sumut

Menurut Grace, hasutan kebencian ini tersebar melalui media sosial dalam bentuk hoax. Informasi palsu yang sengaja dibuat menyerupai kebenaran.

Hoaks yang merajalela akan menenggelamkan akal sehat dan memperkuat politik identitas. "Itulah ancaman terbesar bagi persatuan kita hari ini," ungkapnya.

Grace menyadari, bahwa para kaum hawa seringkali menjadi target para pelaku entrepreneur kebencian itu. Dia pun mencontohkan pengalaman pribadinya ketika difitnah melakukan hubungan terlarang dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama.

"Dia pikir saya akan mundur karena tekanan fitnah keji itu. Saya tantang ia memberikan bukti, dan hasilnya akun itu justru tutup!" ungkapnya. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Saran Eva PDIP kepada PSI Soal Gaji Anggota DPR


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler