jpnn.com, ASAHAN - Penemuan mayat diduga korban pembunuhan di Dusun 2 Desa Pasar Lembu Kecamatan Airjoman, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, bikin gempar warga setempat.
Korban bernama Khairil Anwar alias Pian, 57, duda anak satu warga dusun tersebut.
BACA JUGA: Parsidi Tewas Dihabisi, Jasadnya Dikubur di Perkebunan, Uang untuk Beli Lahan Raib
Humas Polres Asahan Iptu Maraden Pakpahan mengatakan penemuan jasad korban diketahui sekira pukul 05.30 WIB. Korban ditemukan dengan posisi telungkup di atas tempat tidur dengan keadaan kedua tangan dan kaki terikat, serta hidung dan mulut dilakban.
“Korban ditemukan pertama kali oleh anaknya bernama Irwansyah Putra, 27, warga Dusun II Desa Pasar Lembu sekitar pukul 05.30 WIB,” terang Maraden.
BACA JUGA: Puluhan Brimob Bersenjata Lengkap Kepung Desa Surulangun, Suasana Mencekam
Saat itu, kata Maraden, anak korban bermaksud mengantar makanan ke rumah orang tuanya yang berjarak sekitar 500 meter dengannya.
Sampai di rumah korban, Irwansyah melihat pintu depan rumah dalam keadaan terkunci lalu pergi ke pintu belakang rumah yang sudah dalam keadaan terbuka. Kemudian Irwansyah masuk ke dalam kamar dan melihat orang tuanya telungkup.
BACA JUGA: Marwan Lesmana Ditangkap, Kedua Kakinya Ditembak Petugas, Kini Terduduk di Kursi Roda
“Saat membalikkan badan korban dia melihat kedua tangan dan kaki orang tuanya terikat lakban, mulut berwarna hitam, hidung dan mulut juga terikat lakban,” urainya.
Melihat kejadian tersebut kemudian anaknya melapor ke tetangga, Adnan Lubis, 57. Selanjutnya melapor ke kepala desa. Tidak menunggu lama kepala desa langsung kemudian melapor temuan itu ke Polsek Air Joman.
Menurut keterangan tetangga belakang rumah korban, Nur Elinda, 46, mengatakan bahwa sekitar pukul 03.00 WIB tengah malam dia dan suaminya mendengar suara korban minta tolong. Karena takut mereka urung untuk keluar rumah.
Sementara Kasat Reskrim Polres Asahan AKP Rahmadani mengatakan, saat ini jenazah korban diautopsi.
Info yang dihimpun, korban diketahui tinggal sendiri sejak istrinya meninggal dua tahun. Dari hasil perkawinan mereka dikaruniai satu anak laki-laki bernama Irwansyah Putra.
Irwansyah sudah berkeluarga dan tinggal sekitar 500 dari rumah orang tuanya. Korban juga sebelumnya pernah mengalami depresi akibat istrinya meninggal dunia.
Sementara, Kapolsek Air Joman, AKP Saut Hutagalung menjelaskan dari hasil olah TKP yang dilakukan oleh unit reskrim Polsek dibantu dengan tim inafis Polres Asahan korban meninggal dunia diduga akibat dibunuh.
“Kami menduga, korban ini meninggal dunia akibat dibunuh,” ujar Saut kepada wartawan, Kamis(10/6).
Saat jenazah korban ditemukan dalam kamar, kondisinya tidak wajar. Kondisi korban saat ditemukan, leher diikat dengan lakban. ”Kaki dan tangan juga diikat dengan lakban. Kemudian mulut disumpal dengan kain,” katanya.
Menurutnya, saat ini dirinya dapat menyimpulkan bahwa korban meninggal dunia akibat dibunuh.
Sejumlah warga tampak berkumpul di sekitar rumah korban.
Menurut M Ayub Hasibuan, adik ipar Khairul Anwar, ada dugaan kakak iparnya ini dibunuh oleh lebih dari satu orang.
Ayub menduga, para pelaku menggasak uang tabungan hasil berladang milik korban. “Tangan dan kaki diikat itu tidak mungkin dikerjakan satu orang saja. Sebab menurut saya pasti abang ini melawan,” kata Ayub, Kamis (10/6).
Dia mengatakan, diduga para pelaku masuk dari pintu dapur. Sebab, bagian pintu dapur dalam keadaan rusak.
Kemudian, lanjut Ayub, para pelaku mengacak-acak kamar korban, termasuk membongkar lemari, tempat di mana Khairul Anwar menyimpan barang-barang berharga. “Ini pasti perampokan,” kata Ayub.
Dia berharap, aparat kepolisian bisa segera mengungkap kasus ini.
Selama ini, Khairul Anwar dikenal tak punya masalah dengan orang lain. Sehari-harinya, Khairul Anwar cuma bekerja sebagai petani kelapa, cokelat dan sawit.
BACA JUGA: Booking Cewek Cantik Lewat Aplikasi MiChat, Tak Disangka, yang Datang Malah Waria Ganas
Saat ditemukan, jenazah korban dalam kondisi tergeletak di atas kasur. Kedua tangan dan kaki Khairul Anwar diikat menggunakan lakban. (mag-9/bbs/azw/sumutpos)
Redaktur & Reporter : Budi