CISARUA -- Kasus hukum pancung Ruyati binti Sapubi berimbas ke Puncak, BogorMaklum, di kawasan berhawa dingin itu banyak orang Arab yang "beristri" dengan perempuan setempat.
Sejumlah kepala desa (kades) di sana mulai ketar-ketir
BACA JUGA: Penumpang Tetap Nekat Naik Gerbong
Mereka khawatir terhadap kemungkinan ada aksi balas dendam yang dilakukan warga pribumi kepada turis maupun imigran asal Arab Saudi yang berada di kawasan Puncak.“Semenjak berita TKW yang dihukum pancung di Arab ramai, saya merasa khawatir ada orang luar Puncak (warga Indonesia) datang dan melakukan hal yang tidak kita inginkan kepada orang Arab di sini,” ujar Kepala Desa Tugu Utara, Jajat Sudrajat, seperti diberitakan Radar Bogor (Grup JPNN).
Jajat menjelaskan, sebagai kepada desa, tentunya dia yang harus menjaga agar situasi wilayah kerjanya tetap nyaman
BACA JUGA: Satpol PP Bongkar Paksa Cafe Liar di Jakarta Utara
"Ya, semoga saja aksi balas dendam masyarakat pribumi tidak terjadiBACA JUGA: Macet jadi Musuh Utama Damkar Ibu Kota
Dia menyebut, saat ini ada sekitar 35 warga Timur Tengah sedang berlibur di hotel maupun vila di kawasan Desa Tugu Utara
Terkait dengan keberadaan warga Timur Tengah di Puncak, Jajat mengaku pihaknya tidak mendapat keuntungan apa-apa"Soalnya, tak ada kontribusi sama sekali untuk pemerintah desa,” jelasnya
Hal senada pun dikatakan Kepala Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Rusli DoelbariRusli pun membenarkan jika keberadaan warga Timur Tengah di wilayahnya tidak memberikan kontribusi apa-apa untuk pembangunan desa(ico/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kantor Cabang Bank Mandiri Nyaris Terbakar
Redaktur : Tim Redaksi