jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi VIII DPR KH Maman Imanulhaq menyebut Kementerian Agama (Kemenag) kurang memiliki sense of crisis selama pandemi coronavirus disease 2019 (COVID-19).
Alasannya adalah kementerian pimpinan Fachrul Razi itu telah mengajukan anggaran tambahan ke DPR pada masa pandemi, namun di dalamnya tidak ada program Kemenag yang menyentuh masalah pagebluk tersebut.
BACA JUGA: Kiai Maman: Jokowi Memiliki Karakter Santri Sejati
"Tidak satu pun menyentuh pandemi,” ujar Maman dalam diskusi daring bertitel Menanti Perombakan Kabinet, Minggu (4/7). “Kemenag itu tidak ada sense of crisis pandemi.”
Menurut Kiai Maman, banyak pemuka agama yang terdampak selama pandemi. Mereka kesulitan setelah banyaknya pengajian yang dibatalkan.
BACA JUGA: Ada Dana VPN di Pagu Indikatif Kementerian Agama, Mau Dipakai Mengakses Situs Dewasa?
Namun, sambung Kiai Maman, Kemenag tidak memperhatikan para pemuka agama. Menurutnya, seharusnya Kemenag bisa membantu para pemuka agama, terutama dalam rangka membantu program pemerintah menyosialisasikan bahaya COVID-19.
"Kalau mereka dipegang negara, ini bisa menjadi ujung tombak sebagai pemimpin informal yang bisa mensosialisasikan tentang bahaya COVID-19," beber dia.
BACA JUGA: Kiai NU Jatim Nilai Kinerja Menag Fachrul Razi Kurang Maksimal
Sayangnya, sosialisasi itu tak berjalan baik. Buktinya, ada warga yang menganggap COVID bukan penyakit, melainkan nama orang.
Kiai Maman memperoleh pengalaman soal itu ketika bertanya kepada ibu-ibu penerima bantuan sosial (bansos) pemerintah pada masa pandemi COVID-19. Politikus asal Sumedang, Jawa Barat itu bertanya tentang jumlah uang yang diterima warga penerima bansos COVID-19.
“Rp 600 ribu, Kang Maman. Program COVID. Mudah-mudahan tahun depan ada lagi, kang. COVID-nya tetap sehat, sejahtera, kan, gila. Kegagalan melakukan edukasi politik seperti itu," ujar kiai nahdiyin itu menirukan ucapan lawan bicaranya.(mg10/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan