jpnn.com, SAMARINDA - Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin menceritakan sisi lain hidupnya saat masih kecil. Saat itu, KH Ma'ruf mengungkapkan pernah ditawari menjadi polisi.
BACA JUGA : Dilaporkan ke Bawaslu, Ma'ruf Amin: Salah Saya Apa?
BACA JUGA: Cerita Unik Kiai Maruf soal Pipinya Sering Kena Kumis dan Jenggot Santri
Menurutnya, tawaran itu datang sekitar 1965. Dia berusia 22 tahun. Katanya, menjadi polisi sudah tinggal menghadiri undangan saja.
"Saya pernah diberi tawaran untuk jadi polisi. Itu sekitar tahun 65 itu," kata dia saat berbincang santai dengan media di sela safari di Samarinda, Kalimantan Timur, Jumat (22/3).
BACA JUGA: Maâruf Amin Optimistis Menang 70 Persen di Balikpapan
BACA JUGA : Kiai Ma'ruf Amin Ingatkan 01 Jangan Merasa Puas
Walau sempat tertarik, tetapi Ma'ruf muda disarankan menolak tawaran menjadi polisi.
BACA JUGA: Dilaporkan ke Bawaslu, Maruf Amin: Salah Saya Apa?
Saran itu disampaikan oleh sang nenek. Sang nenek kukuh cucunya mengikuti jalur karir keluarga untuk menjadi ulama dan kiai.
"Karena saya diasuh nenek saya sudah meninggal sejak SD kelas 4. Tapi nenek saya bilang kamu jangan jadi polisi, jadi kiai aja. Jadi saya jalurnya jalur kiai, ulama," ucap Kiai Ma'ruf.
BACA JUGA : 5 Alasan 10 Ribu Pengusaha Dukung Jokowi - Ma'ruf
Ketua umum Majelis Ulama Indonesia ini imengungkapkan keluarganya adalah keluarga ulama. Ayahnya, yang juga seorang kiai, sudah mengirim Ma'ruf untuk mondok di pesantren.
"Ayah saya kiai, keluarga kakek saya kiai, jadi memang saya menjadi keluarga kiai," paparnya.
Sang Ayah menginginkan anaknya belajar di pesantren tradisional, di Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. "Makanya saya mondoknya di Tebu Ireng," pungkas dia. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Permintaan Maruf Amin Buat Partai Koalisi Indonesia Kerja
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga