Kiai Said Minta Umat Islam Memperkuat Spiritualitas di Tengah Pandemi

Jumat, 09 Juli 2021 – 10:20 WIB
Ketua Umum PBNU Kiai Said Aqil. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengingatkan umat Islam pentingnya membangun dan memperkuat spiritualitas dan keimanan kepada Allah dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini.

Menurut Kiai Said, dalam kondisi yang sedemikian banyak masyarakat yang terkena wabah, umat Islam harus makin mengingat Allah dan memohon kepada Allah SWT.

BACA JUGA: PBNU Memaafkan Mas Nadiem, Begini Pesan dari Kiai Said Aqil Siradj

“Tidak ada cara lain selain kita beristighotsah, berdoa, bermunajat kepada Allah SWT karena hanya Allah yang bisa mengangkat bala dan wabah saat ini,” kata Kiai Said dalam acara pembacaan Sholawat Nariyah dan Doa untuk Keselamatan Bangsa di Jakarta TVNU, Kamis (8/7).

Dalam kesempatan tersebut, Kiai Said juga mengingatkan agar umat Islam mengurangi pertemuan dalam jumlah besar. Lebih dari itu, kondisi yang memaksa untuk tetap tinggal di rumah sebaiknya dimanfaatkan untuk menyendiri dan mendekatkan diri pada Allah SWT.

BACA JUGA: Hebat, Prof Richard Claproth Temukan Ramuan yang Mampu Sembuhkan Pasien Covid-19

“Kita harus mengurangi pertemuan-pertemuan orang-orang banyak. Momen ini kita manfaatkan untuk uzlah. Berkumpul bersama orang sering kali membuat kita hubbuddun ya atau mencintai dunia berlebihan," ujarnya.

BACA JUGA: Sultan Minta Aparat Gunakan Pendekatan Humanis Saat Mengawasi PPKM Darurat

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak ibadah seperti puasa.

Menurut Kiai Said, puasa dapat menjauhkan dari godaan setan. “Mari memanfaatkan untuk puasa. Karena setan itu masuknya dari perut yang kenyang,” kata Kiai Said.

Dia mengingatkan Umat Islam tak henti berdoa kepada Allah dan berharap agar diselamatkan oleh Allah SWT dari bala dan mara bahaya termasuk Covid-19.

KH Bahauddin Nur salim atau Gus Baha juga menegaskan umat Islam tidak boleh kehilangan harapan pada belas kasih Allah SWT. Sebab, menurutnya, adanya harapan akan masalah yang terjadi merupakan sebaik-baiknya ibadah sehingga seseorang terhindar dari keputusasaan.

“Agama sendiri diperuntukkan untuk orang yang selalu punya harapan,” kata Gus Baha.

Dia mengatakan bahwa sebenarnya dunia itu sendiri diciptakan dalam keadaan berpotensi untuk hancur.

Menurut dia, keberadaan meteor di atas bumi dan magma di bawah tanah dapat kapan pun menghancurkan bumi.

“Kita ini memang potensinya rusak. Bumi yang kita tempati ini berpotensi untuk tidak layak. Sehingga untuk menjadi layak, potensinya hanya dengan rahmat Allah. Di atas kita ada benda langit yang berpotensi jatuh, di bawah bumi ada magma dan minyak yang siap keluar dan berpotensi longsor,” kata Gus Baha.

Oleh karena itu, menurut Gus Baha, keadaan yang menimpa kita tidak lebih buruk dari potensi kerusakan yang lebih mungkin terjadi pada umat manusia.

“Apa yang kita hadapi sekarang itu ringan sekali dari potensi kerusakan yang bisa kita alami sebenarnya. Di sinilah kita pentingnya menjaga harapan kepada rahmat Allah SWT. Saya menyampaikan ini supaya orang menjaga syukur di tengah pandemi, di tengah masalah ekonomi dan sosial. Kita berharap ada solusi,” kata Gus Baha.

Mengetuk Pintu Langit

Direktur Utama TVNU Ayi Fahmi mengatakan kegiatan ini sengaja digelar dalam rangka 'mengetuk pintu langit' dengan doa dan memohon ampun kepada Allah.

Dia mengatakan sudah menjadi kewajiban umat Islam untuk memohon dan berhadap hanya pada Allah tanpa mengesampingkan pentingnya ikhtiar sebagai umat manusia.

"Kami menggelar ini demi memohon keselamatan dari Allah untuk umat manusia. Sebab wabah ini telah menjadi musibah bagi siapa pun di muka bumi," kata dia.

Ayi Fahmi mengatakan acara ini juga digelar untuk mendoakan para tenaga kesehatan yang telah berjuang untuk masyarakat luas. Secara khusus juga dia menyebut acara ini juga diperuntukkan untuk warga NU, para kiai dan umat Islam seluruhnya agar dilindungi Allah SWT.

Dia menyebut doa bersama sudah digelar hingga 13 malam secara berturut-turut dan rencananya akan digelar hingga 15 Juli 2021.

"Namun, jika seandainya kondisi masih seperti saat ini, wabah masih tinggi, selawat Nariyah akan kami lanjutkan," kata dia.

Dia mengatakan acara ini terselenggara atas dukungan para ulama yang secara bergantian memimpin doa, memberi tausiah dan membacakan selawat.

“Terima kasih yang sedalam-dalamnya kami ucapkan kepada para kiai, habaib, dan ulama yang sudah meluangkan waktu untuk mengisi doa, tausiah, baik yang di acara yang telah dilaksanakan maupun yang akan diselenggarakan di hari-hari mendatang," pungkas Ayi Fahmi.(fri/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler