Kiai Said: Tidak Ada Dasar di Alquran Harus Khilafah

Sabtu, 13 Mei 2017 – 02:03 WIB
Suasana diskusi dengan tema 'Membedah Konsep Khilafah, Realistis ataukah Utopis' di kantor PBNU, Jakarta Timur, Jumat (12/5). FOTO: Fathan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Said Aqil Siradj mengatakan tidak ada satu pun ayat dalam Alquran yang mewajibkan muslim harus mendirikan sistem khilafah. Sistem perpolitikan, kata dia, berdasarkan ahlul sunnah wal jamaah yang diserahkan kepada negara masing-masing.

“Tidak ada dasar di Alquran harus khilafah, harus negara, harus kerajaan, harus republik. Yang ada hanya bagaimana berkeadilan, tegaknya hukum, sejahtera, dan seterusnya. Mengenai sistemnya mau khilafah, mau kerajaan, mau republik diserahkan kepada kita semua," kata Kiai Said usai diskusi dengan tema 'Membedah Konsep Khilafah, Realistis ataukah Utopis' di kantor PBNU, Jakarta Timur, Jumat (12/5).

BACA JUGA: Bantu Pemerintah, PBNU Siap Mengubah Ideologi Anggota HTI

Menurut Kiai Said, Indonesia sejak merdeka yang diproklamirkan oleh Presiden Soekarno adalah negara dibangun dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Negara, kata dia, tergabung atas enam agama besar dan ribuan suku di dalamnya.

"Founding fathers kita baik dari ulama maupun yang nasionalis, semua sepakat bahwa negara ini adalah nation, negara yang damai yang dalam bahasa Arab itu Darussalam," tandas dia.

BACA JUGA: Tentang Penertiban Ormas, Lukman Puji Pak Harto Dibanding Jokowi

Menanggapi rencana pemerintah membubarkan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Kiai Said menyatakan bahwa PBNU siap membantu dengan melakukan langkah persuasif dengan mengubah ideologi anggota HTI.

"Kami ada pendekatan dan pencerahan. Kalau mau diskusi, ayo diskusi. Kami siap kalau diminta oleh pemerintah untuk pendekatan dan pencerahan. Caranya civic education dari pandangan Islam," katanya.

BACA JUGA: Ikatan Pesantren Indonesia Minta HTI Tunduk Pemerintah

Dia menjelaskan, NU tidak membenarkan tafsir yang salah kepada orang-orang HTI terkait Nabi Muhammad mendirikan negara Islam seperti di Madinah. Menurutnya, Muhammad tidak mendirikan negara Islam. Muhammad, kata dia, mendirikan Madinah mengikuti budaya dan orang di dalamnya.

“Platform-nya adalah bagaimana masyarakat sejahtera, cerdas, bermoral, beragama, maju ekonomi, dan teknologinya. Sistemnya namanya Madinah Tamaddun," kata dia.(Mg4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan-Jangan Vonis Ahok jadi Barter Pembubaran HTI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler