jpnn.com, JAKARTA - Lawatan Katib Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Ch Staquf ke Vatikan untuk bertemu Paus Fransiskus pada pekan lalu memperoleh perhatian khusus pers asing. Catholic News Agency (CNA) secara khusus menurunkan laporan tentang pertemuan Kiai Staquf dengan Paus Fransiskus, serta mengangkat keputusan Munas Alim Ulama NU yang menyerukan kepada umat Islam untuk tidak menyebut pemeluk agama lain dengan sebutan kafir.
Kantor berita yang bermarkas di Denver, Colorado, Amerika Serikat itu menurunkan laporan bertitel Muslim leader meets Pope Francis, calls for Islam that sees no ‘infidels’ pada Jumat lalu (27/9). CNA menyebut Kiai Staquf bertemu Paus Fransiskus untuk menyuguhkan visinya bagi masa depan yang damai dan persaudaraan manusia yang lebih luas.
BACA JUGA: Temui Paus di Vatikan, Kiai Staquf Sampaikan Salam dari Presiden & Rakyat Indonesia
“Sheikh Yahya Cholil Staquf leads the 50 million member Nahdlatul Ulama movement, which calls for a reformed “humanitarian Islam” and has developed a theological framework for Islam that rejects the concepts of caliphate, Sharia law, and “kafir” (infidels),” tulis CNA dalam alinea kedua berita tersebut.
Wartawati Catholic News Agency (CNA) Courtney Grogan mewawancarai Katib Am PBNU KH Yahya Ch Staquf di Roma, Italia, Kamis (26/9). Foto: dokumentasi Arif Afandi for jpnn.com
BACA JUGA: Ikhtiar Kiai Staquf Kampanyekan Islam Ala NU di Ibu Kota Uni Eropa
Penulis sekaligus jurnalis senior Arif Afandi yang menyertai lawatan Kiai Staquf menceritakan kisah di balik berita tersebut. Menurut Arif, pertemuan anggota Dewan Pertimbangan Presiden itu dengan Paus Fransiskus membetot perhatian wartawati Courtney Grogan dari CNA dan Francis X Rocca selaku koresponden The Wall Street Journal di Vatikan
“Keduanya melakukan wawancara secara terpisah. Mereka menunjukkan ketertarikannya terhadap misi yang ditawarkan NU ke dunia,” ujar Arif.
BACA JUGA: Isyarat Gus Muwafiq: Sepertinya Ada Pihak Menggoreng Istilah Kafir
Selanjutnya dalam wawancara di tempat Kiai Staquf menginap, baik Rocca maupun Courtney menggali solusi yang ditawarkan NU untuk mengatasi persoalan konflik global berdasarkan agama. Sebelumnya Kiai Staquf menyerahkan dokumen hasil Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU 2019 kepada Paus Fransiskus.
Di hadapan pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia itu Kiai Staquf menjelaskan, keputusan hasil Munas Alim Ulama NU tersebut sejalan dengan Dokumen Persaudaraan Manusia yang telah ditandatangani Paus Fransiskus dan Grand Syech Al Azhar Ahmed At-Tayyeb di Abu Dhabi pada Februari 2019.
“Setelah satu jam lebih melakukan wawancara, Rocca mengaku telah mendapatkan perspektif lain tentang persoalan konflik global saat ini sekaligus memperoleh banyak informasi dan pengetahuan tentang Islam yang berkambang di Indonesia,” ujar Arif.(ara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni