jpnn.com, JAKARTA - Mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di negeri orang memang bukan perkara mudah. Meski begitu, perburuan beasiswa masih diminati banyak orang.
Antonia Asri, salah satu yang beruntung mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya ke Amerika Serikat. Keinginan mencari pengalaman, memperluas wawasan, dan belajar hidup mandiri mendorongnya untuk menimba ilmu di Negeri Paman Sam sejak lulus SMA. “Banyak faktor yang mengurung cita-cita masyarakat Indonesia untuk ?study abroad, ?salah satunya adalah masalah biaya,” tuturnya.
BACA JUGA: Mudahnya Mendapat Beasiswa di Swiss German University
Sebagai anak bangsa yang dibanjiri beasiswa selama masa studinya di San Francisco, Asri ingin membagikan peluang emas yang patut dikejar oleh mahasiswa Seni Kreatif dan Desain demi mengurangi biaya kuliah di luar negeri. Apa saja sih?
Memulai studi di Community College
BACA JUGA: Global Sevilla School Gencar Beri Beasiswa untuk Murid Berprestasi
Biaya pendidikan di ?community college ?bisa dibilang jauh lebih murah dibandingkan universitas. Di jenjang ini, pelajar bisa memulai studinya untuk memperoleh gelar pendidikan ?Associate degree (setara D3 di Indonesia) atau mengambil kelas dasar sebelum lanjut ke pendidikan yang lebih tinggi. “Bukan hanya ?affordable tuition?, namun memulai studi di ?community college bisa memberi kalian waktu untuk menata portofolio yang pada nantinya siap kalian kirim ke universitas impian,” saran Asri.
Beasiswa akademis
BACA JUGA: 206 Peserta Lolos Screening Audisi Beasiswa PB Djarum di Purwokerto
Riset adalah kunci dari perburuan beasiswa. Beberapa universitas ?Art + Design ?mempunyai program beasiswa merit, yaitu beasiswa berdasarkan prestasi akademis dan portofolio. “Sebagai mahasiswa internasional, kita tidak dapat mengikuti program Financial Aid yang hanya ditujukan untuk warga negara Amerika. ?Merit-based Scholarship adalah kesempatan besar bagi mahasiswa internasional untuk mencari bantuan dana pendidikan,” pesan Asri.
Asri sendiri mencoba peruntungan ke beberapa sekolah ?Art + Design?, dan akhirnya menemukan keberuntungan itu di universitas ternama California College of the Arts -- yang mungkin terbantu oleh kiriman 20 lembar portofolio dan ?artist’s personal statement?. Ia mendapat beasiswa parsial sebesar $15,000 per tahun, menutup 1/3 dari total biaya pendidikan yang harus dia bayar.
Kompetisi Seni Kreatif dan Desain
Kesempatan ini sering dilewatkan baik oleh pelajar Indonesia maupun warga negara Amerika sendiri. Ada banyak organisasi yang mempunyai misi membantu pelajar menjawab keterbatasan finansial dengan menyelenggarakan sayembara. Prosesnya memang lebih sulit dan butuh usaha ekstra, namun gagal atau berhasil, proses itu sendiri adalah suatu kebanggaan dan pencapaian.
Belum puas dengan beasiswa yang didapatnya, Asri tertantang untuk lebih kreatif lagi. “Bayangkan: tersisa $30,000 biaya kuliah per tahun, ditambah pembayaran asuransi kesehatan, ditambah rumah tinggal, ditambah biaya hidup di Silicon Valley!” katanya.
Pada akhir tahun 2015, Asri mulai berpartisipasi dalam beberapa kompetisi arsitektur dan desain interior yang berhadiahkan beasiswa; The Ken Roberts Memorial Delineation Competition (2015), IIDA Competition (2016). Sayangnya itu tidak membuahkan prestasi. Tapi gagal bukan berarti menyerah, melainkan justru dorongan untuk menjadi lebih baik lagi.
Pada tahun 2017, Asri mengikuti kompetisi desain interior yang diselenggarakan oleh Angelo Donghia Foundation. Di antara peserta-peserta dari berbagai state?, 13 pemenang dipilih setiap tahunnya. Pada tahun 2017, Asri adalah salah satunya. Ia mendapat hak beasiswa sebesar $30,000. “Tepat sekali untuk menutup sisa biaya kuliah!” ucapnya dengan raut bahagia.
Di tahun terakhir itu, Asri bisa melunasi biaya kuliah tanpa membebani orang tua. “Mendapat beasiswa untuk mimpi menyelesaikan studi di Amerika bukan hal mudah, tetapi bukan pula mustahil,” tutur gadis yang sekarang sudah bekerja sebagai desainer interior di Perusahaan ternama Hart Howerton.
Pesan untuk yang ingin menimba ilmu di luar negeri
Jeli
Ada banyak organisasi yang mendukung anak muda yang ingin berkembang di bidangnya masing-masing tanpa mesti merogoh banyak ?student loan (pinjaman pelajar). Sebagai pelajar internasional, biaya pendidikan bisa menjadi problema nomor satu, apalagi di negara yang pemerintahnya hanya menyediakan bantuan untuk warga negara aslinya. Jangan sampai menyia-nyiakan beasiswa dari organisasi yang terbuka terhadap kompetitor asing untuk berpartisipasi dalam sayembara prestasi dan karya.
Magang
Ini modal penting jika ingin mencari pekerjaan di negara itu selepas kuliah. ?Internship atau ?work-study job bisa membawa CV ke deretan atas, untuk kemudian masuk tahap wawancara di perusahaan. (mg7/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh