jpnn.com, JAKARTA - La Nyalla Mahmud Mattalitti harus melewati perjalanan panjang hingga menjadi sosok penting seperti saat ini.
Ketua DPD RI itu harus melalui banyak rintangan.
BACA JUGA: Banyak Daerah Defisit Anggaran, La Nyalla: Ini Kondisi Serius
Setelah melewati sejumlah fase dalam kehidupan, namanya kemudian berkibar sebagai salah satu tokoh politik.
Sejumlah posisi pun pernah ia jabat. Salah satunya adalah Ketua Umum PSSI. La Nyalla juga menjelma menjadi pengusaha sukses asal Jawa Timur.
BACA JUGA: La Nyalla Dukung Pendataan ASN yang Suka Bolos
Di balik kesuksesan tersebut, La Nyalla memiliki sejumlah kisah pedih yang membuatnya harus jatuh bangun.
Dia memulai semua usahanya dari nol. Ya, La Nyalla meniti segalanya dari bawah. Bukan tanpa kelok.
BACA JUGA: La Nyalla: Tangkap Calo yang Menguasai Kartu ATM Gaji Para Honorer
Pria yang selalu berbicara dengan gaya terbuka dan tegas ini, menapaki karier dengan penuh keringat dan pengorbanan.
La Nyalla muda pernah bekerja serabutan. Menjadi sopir angkot Wonokromo-Jembatan Merah Surabaya hingga sopir minibus jurusan Surabaya-Malang pernah dilaluinya.
La Nyalla bahkan sempat menekuni karier sebagai ahli terapi penyakit dengan cara pengobatan alternatif.
Sejumlah kalangan masyarakat menjadi pasiennya, dari pedagang kaki lima sampai dosen. Karena tidak mau dicap sebagai dukun, La Nyalla memilih menghentikan praktiknya.
“Hidup memang bukan seperti sebentang garis lurus di peta. Tidak ada hidup yang tanpa kelokan. Karena manusia memang selalu dihadapkan pada banyak tantangan. Di mana pun dan kapan pun,” kata La Nyalla.
La Nyalla dilahirkan dari keluarga Bugis. Kakeknya, Haji Mattalitti, adalah saudagar Bugis-Makassar terkenal di Surabaya.
Bapaknya, Mahmud Mattalitti, adalah staf pengajar Fakultas Hukum Universitas Airlangga. Juga pernah menjabat sebagai Pembantu Dekan Fakultas Hukum di kampus negeri tersebut.
Namun, La Nyalla tidak pernah menggunakan nama besar keluarga dalam hidupnya.
Menginjak dewasa, La Nyalla memilih tinggal di kompleks Makam Sunan Giri, Gresik. Di kompleks makam wali itu, dia menghimpun banyak warga kurang mampu.
Sebagian di antaranya malah sekelompok orang yang sering dicap sebagai preman oleh masyarakat. Namun, cibiran itu tidak menyurutkan semangatnya.
La Nyalla mengajak warga kurang mampu itu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Hasilnya LaNyalla memiliki ribuan pengikut yang setia hingga kini.
“Kalau Anda melihat saya seperti sekarang, itu karena tekad saya bulat. Kerja sungguh-sungguh, tetap tawakal kepada Allah,” kata pengusaha konstruksi ini. (*/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi