KIB Lebih Baik Usung Capres Internal

Selasa, 25 Oktober 2022 – 08:26 WIB
Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) bersama Plt Ketua Umum DPP PPP Mardiono (kanan) dan Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan. Foto: Dok. KIB

jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi mengatakan partainya masih menjajaki berbagai figur untuk diusung sebagai Capres.

Namun, dia mengatakan sebaiknya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) mengusung Capres yang berasal dari internal koalisi.

BACA JUGA: Sinyal dari Mardiono, KIB Mengumumkan Capres dan Cawapres Awal 2023

“Ya, memang lebih baik begitu (tokoh dari internal), tetapi kami belum terjebak pada figur dan masih terus melakukan penelitian tentang rekam jejak dan kemungkinan untuk bisa  memenangkan kontestasi dan bisa merajut kebangsaan Indonesia ke depan,” tegas Wakil Ketua Baleg DPR yang akrab disapa Awiek pada Senin (24/10/2022).

Ketika ditanya lebih lanjut, siapakah figur di KIB yang dijagokan PPP, Awiek menjawab  “Saya kira tokoh kami sangat banyak, tinggal nanti kami pilih salah satu di antaranya. Tentu melalui forum resmi masing-masing partai.”

BACA JUGA: Ganjar Pranowo soal Capres PDIP: Semua Kader Harus Ikut!

Sebelumnya, dalam perayaan HUT ke-58 Partai Golkar, seluruh petinggi KIB berkumpul. Salah satu poin yang disepakati adalah Capres dari internal KIB. Parpol sendiri sudah menyebut beberapa nama, namun dari eksternal koalisi.

“Kalau sekadar nama-nama yang beredar, namanya saja wacana boleh saja,” sebut Awiek.

BACA JUGA: Airlangga Ungkap Alasan KIB Belum Umumkan Nama Capres 2024

Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto pada kesempatan berbeda mengatakan berdasarkan UU maka calon presiden harus didukung partai politik.

“Namanya presiden kan politik, dan namanya pemilu juga parpol, dan berdasarkan undang-undang, presiden harus didukung parpol. Jadi, jelas KIB harus orang yang berkecimpung di parpol,” kata Airlangga akhir pekan lalu.

Ketum Golkar Airlangga menuturkan pengusungan capres telah diatur di Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Dia memastikan KIB akan memilih sosok yang tepat untuk ikut berkontestasi di Pemilu 2024.

Bahkan, menurut Airlangga, perlu ada kartu tanda anggota (KTA) untuk dapat masuk dalam koalisi partai atau diusung oleh gabungan partai.

“Buat apa berpartai, partai itu ada KTA, harus ada KTA-nya kalau mau masuk di KIB pegang KTA-nya dulu,” tegas Airlangga.

Sementara itu, Plt. Ketum PPP Mardiono mengatakan KIB akan segera mengumumkan Capres mereka paling lambat awal tahun ini.

“Saya pikir enggak kalau last minute, ya. Saya pikir enggak. Pasti enggak. Gambaran saya paling lambing awal tahun sudah mengambil keputusan," kata Mardiono.

Ambigu

Sementara itu, Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Aisah Putri Budiarti menilai pernyataan Airlangga bisa menjadi ambigu dan multitafsir karena tidak ada penjelasan lebih jauh tentang apa makna orang partai.

"Jika hanya sebatas memiliki KTA, maka siapa pun yang berada di luar partai dan ingin mencalonkan dalam pemilu bisa saja mendapatkan KTA dalam detik terakhir sebelum pencalonan," ungkapnya.

Peneliti Pusat Riset Politik (PRP-BRIN) itu juga menjelaskan pernyataan itu bisa menyiratkan setidaknya dua hal.

Pertama, capres KIB adalah tokoh atau politikus yang memang sudah cukup lama berada di partai politik dan bukan sosok non-partai.

"Jika yang pertama terjadi, maka nama-nama tokoh non-partai akan tereliminasi. Tetapi pertanyaannya kemudian adalah apakah calon harus dari partai di dalam koalisi KIB atau bukan?" lanjutnya.

Kedua, makna eksplisit dari pernyataan tersebut adalah bakal calon potensial non partai harus memikirkan untuk segera berpartai, agar masuk dalam radar pilihan KIB.

“Jika pilihan kedua ini yang terjadi, maka siapa pun bisa menjadi bakal capres KIB tetapi ia harus dengan segera menentukan partai politiknya," tambahnya.

Berdasarkan pernyataan itu, Aisah mengungkapkan kemungkinan KIB belum menentukan nama capres untuk berlaga di Pilpres 2024. Koalisi yang terdiri dari Golkar, PPP, dan PAN itu masih melakukan lobi politik guna menentukan nama.

"Saya duga pernyataan itu tidak lantas menentukan sejak awal siapa yang akan dipilih Golkar, atau KIB. Karena semua masih dalam proses lobi-lobi politik sehingga masih bisa terjadi hal apapun," pungkasnya.

Di sisi lain, politisi Golkar Dave Laksono menjelaskan KIB tidak terburu-buru dalam menentukan nama bakal calon presiden.

“Ojo kesusu (jangan terburu-buru), harus cermat dan hati-hati,” tegas Dave.(fri/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler