jpnn.com - jpnn.com - Aparat kepolisian menangkap seorang pria berinisial IK (46) di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (30/1).
Pria itu kedapatan mengibarkan bendera ISIS yang disatukan dengan bendera merah putih di kawasan Jalan Lempuk, Kelurahan Pejagalan.
BACA JUGA: Fahri Hamzah Ajak Negara Islam Hindari Isu Buatan Barat
Bendera tersebut dikibarkan menggunakan sebuah batang bambu yang diikatkan ke tiang telepon di depan rumah warga.
Aparat Polsek Penjaringan yang mendapat informasi dari warga adanya pengibaran bendera ISIS langsung mendatangi lokasi dan mengamankan bendera kelompok teroris itu.
BACA JUGA: Pencegahan Terorisme Lebih Bagus Dengan Soft Power
IK sendiri diamankan setelah salah seorang saksi mata berinisial SA melihatnya memasang bendera ISIS tersebut.
Kebetulan, tempat tinggal IK tak jauh dari lokasi bendera terpasang. Polisi juga langsung menciduknya dan melakukan penggeledahan di rumah IK.
BACA JUGA: Pak Tito Punya Harapan Khusus Kepada Garda Bangsa
Dari dalam rumah itu, polisi menyita satu unit ponsel milik IK, baju seragam sebuah ormas, foto-foto terkait sebuah ormas, dua bilah golok, sebilah arit, satu lembar KTP, satu SIM C, serta satu STNK motor Smash biru B 6616 CYT.
Kasubag Humas Polres Jakarta Utara Kompol HM Sungkono mengatakan, pihaknya masih terus memeriksa IK untuk mengungkap motif pengibaran bendera tersebut.
”Belum ada tersangka, pelakunya masih dalam penyelidikan,” ujarnya.
Namun menurut Sungkono, kepada penyidik IK mengakui kalau bendera ISIS tersebut diperolehnya di kawasan Silang Monas Jakarta Pusat pada saat digelarnya Aksi Bela Islam III pada 2 Desember 2016 lalu.
”Setelah itu, dia memasangnya setelah pulang kegiatan dari aksi damai pada 2 Desember 2016 itu,” ujar Sungkono.
Sebelumya, mantan Pegawai Negeri Sipil di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berinisial TUAB dan mantan pejabat PTSP Batam dideportasi Pemerintah Turki karena diduga hendak bergabung dengan ISIS.
Bahkan Mendagri Tjahjo Kumolo langsung mengatakan fenomena eks PNS menjadi anggota ISIS harus dicermati, termasuk WNI yang baru kembali dari Suriah.
Dia memberi contoh, ada laporan kalau ada anggota PNS yang mendadak mengundurkan diri bahkan keluar, meskipun masih sangat jauh dari usia pensiun.
TUAB sendiri PNS dengan golongan III C yang mendadak minta berhenti sebagai PNS.
Selain itu ada DDW yang merupakan mantan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan (BP) Batam yang bergabung dengan ISIS sejak 2016.
”Makanya ada yang tahu-tahu minta mundur, ada yang tahu-tahu menghilang dengan keluarganya. Saya kira itu personal-personal yang bisa dicuci otaknya,” ungkap Tjahjo.
Ia lantas mengimbau seluruh instansi pemerintah, termasuk Kemendagri untuk menggelar forum dialog mengenai bahaya ISIS. Tujuannya agar ada pencerahan bagi seluruh PNS sehingga tidak mudah terbawa ke dalam jaringan ISIS.
Bukan hanya itu, sebelumnya Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Rikwanto sudah menyebutkan kalau jaringan teroris yang berafiliasi dengan ISIS sudah mengincar kalangan intelektual muda untuk direkrut menjadi anggotanya.
”Saat ini para perekrut ini sudah masuk ke kampus-kampus, termausk lewat berbagai acara di masjid-masjid di kampus-kampus. Harapannya jangan ada lagi kaum intelektual yang terekrut,” lontar Rikwanto.
Bahayanya propaganda ISIS di Indonesia memang sudah lumayan mengkhawatirkan. Sebab dalam melakukan propaganda mereka menggunakan berbagai fasilitas media sosial secara masif dan sistematis seperti twitter, facebook, dan youtube. (ind/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 4 Persen Penduduk Indonesia Dukung ISIS
Redaktur & Reporter : Adil