jpnn.com - Milisi pendukung Rusia di wilayah Donetsk dan Luhansk kian menjadi. Keributan di dua daerah Ukraina bagian Timur itu hingga saat ini tak bisa dikendalikan. Sejumlah gedung pemerintah dan beberapa orang termasuk para pengawas internasional disandera.
Laman BBC, Rabu (30/4) melansir sampai Presiden sementara Ukraina, Olexander Turchynov mengaku pasukannya dibuat tak berdaya oleh milisi. Namun, Turchynov tak akan menyerah karena misi pemerintahannya adalah mencegah penyebaran pemberontakan.
BACA JUGA: Tornado Terjang Enam Wilayah AS, 30 Tewas
Turchynov mengatakan Ukraina saat ini dalam keadaan "siap perang sepenuhnya". Pernyataan ini menanggapi rencana pasukan Rusia yang akan melakukan invasi.
"Saya ingin mengatakan sejujurnya saat ini kekuatan keamanan tidak dapat segera menguasai keadaan di daerah Donetsk dan Luhansk," katanya pada pertemuan dengan para gubernur setempat.
BACA JUGA: Karyawan FedEx Bunuh Diri Setelah Menembak 6 Rekannya
Dikatakan pula Turchynov, puluhan ribu pasukan Rusia berada di dekat perbatasan. "berarti ancaman Rusia memulai perang terhadap Ukraina adalah nyata," ucapnya.
Tetapi Rusia yang menganeksasi daerah Krimea dari Ukraina bulan lalu menyatakan tidak berencana menginvasi bagian timur.
BACA JUGA: MH370 Ditemukan di Teluk Benggala?
Presiden Vladimir Putin menegaskan tidak terdapat instruktur Rusia, satuan khusus ataupun pasukan di dalam Ukraina. Meskipun demikian Moskow juga memperingatkan bahwa tentaranya siap bertindak jika kepentingan Rusia terancam. (awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pria Nekad Bakar Diri di Debat Pemilu Televisi
Redaktur : Tim Redaksi