jpnn.com - JAKARTA – Meskipun Presiden Joko Widodo telah menandatangani Peraturan Presiden nomor 146 tahun 2015 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengembangan Kilang Minyak di Dalam Negeri pada 22 Desember 2015 lalu, namun konsistensi pemerintah dalam program pembangunan kilang tetap harus diawasi.
Pengamat energi, Fahmi Radhi meminta pemerintah segera merealisasikan program pembangunan kilang minyak. Menurut Fahmi, pembangunan kilang baru bisa mengurangi impor bahan bakar minyak yang terus melonjak setiap tahun.
BACA JUGA: Harley Davidson Tutup? Begini Komentar Menkeu
“Pembangunan kilang minyak tidak boleh ditunda-tunda mengingat kebutuhan terhadap BBM di dalam negeri yang saat ini berasal dari impor terus meningkat,” kata Fahmi, dihubungi wartawan Jum’at (5/2).
Dia menjelaskan, dengan pertumbuhan konsumsi BBM lima persen pertahun, makanpada 2018 diperkirakan kebutuhan BBM di dalam negeri mencapai 77 juta kiloliter (kl).
BACA JUGA: Bagaimana Ekonomi Indonesia di 2016? Ini Kata Menko Darmin
Karenanya, tanpa pembangunan kilang baru, ketersediaan stok aman BBM di dalam negeri hanya sebesar 40 juta kl. Namun demikian, biaya pembangunan kilang sangat besar, yakni USD 10 miliar – 12 miliar untuk kapasitas 300.000 barel perhari.
Karenanya, Fahmi menegaskan pemerintah seharusnya lebih mendorong pembangunan kilang mini. Kilang jenis ini cukup dengan biaya pembangunan sebesar USD 50 – 150 juta untuk kapasitas 6.000 sampai dengan 18.000 barel perhari. Dengan membangun 10 kilang mini misalnya, kata dia, bisa mendapatkan kapasitas hampir 100.000 – 200.000 barrel perhari dengan biaya investasi yang jauh lebih rendah jika dihitung secara proporsional per barrelnya.
BACA JUGA: PHK Ribuan, Darmin: Jangan Dianggap Terlalu Serius
Melalui konsep kilang mini, alokasi crude dengan harga di mulut sumur akan menciptakan efisiensi dalam hal memangkas biaya transportasi (seperti pada konsep mine-mouth power plant).
Apalagi pembangunan kilang mini pada lokasi-lokasi sumur minyak yang tersebar di berbagai daerah dapat menciptakan nilai tambah ekonomi untuk masyarakat sekitar.
“Kilang mini adalah solusi jitu dan strategis dalam mengatasi impor BBM Indonesia yang terus melonjak," katanya.
Dengan kilang mini, kata dia, Indonesia akan mampu mengolah minyak secara mandiri sehingga pelan-pelan akan mengurangi impor BBM. "Dengan demikian, subsidi BBM juga akan berkurang,” papar Fahmi.
Nah, kata Fahmi, agar investor tertarik membangun kilang mini, pemerintah harus mempermudah dan memberikan insentif. Apalagi jika ada investor yang telah berinisiatif membangun kilang mini dan sudah berjalan, maka pemerintah seharusnya mendukung agar konsep kilang mini dapat diimplementasikan lebih banyak lagi. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kini, Malindo Air Terbang ke Hong Kong
Redaktur : Tim Redaksi