jpnn.com, HANOI - Wajah Kim Jong-un begitu tegang ketika sesi foto bersama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berlangsung tadi malam, Rabu (27/2). Pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) itu hanya sesekali tersenyum saat Trump mengajaknya bicara.
Berbeda dengan Jong-un, Trump jauh lebih rileks. Berkali-kali dia mengumbar senyum.
BACA JUGA: Teen Talk Celeng
"Saya rasa (pertemuan, Red) ini akan sukses," ujar presiden ke-45 AS itu kepada para jurnalis di hadapannya. Jong-un sendiri memilih tidak menyapa media. Dia hanya tersenyum tipis. Itu adalah pertemuan kedua antara Trump dan Jong-un. Pada 12 Juni tahun lalu, pertemuan pertama digelar di Singapura.
Sama seperti pertemuan di Singapura, Jong-un datang dengan mengenakan setelan Mao berwarna gelap. Sedangkan Trump mengenakan setelan formal dengan dasi garis-garis berwarna merah muda. Metropole Hotel Hanoi menjadi lokasi pertemuan bersejarah itu.
BACA JUGA: 2,5 Hari Naik Kereta Api demi Donald Trump
Informasi pasti lokasi tersebut baru diungkap pada hari H pertemuan. Sebelumnya pemerintah Vietnam tutup mulut rapat-rapat. Besar kemungkinan hotel itu dipilih karena faktor keamanan. Sebab, di lantai dasarnya terdapat bungker untuk tempat perlindungan. Bungker tersebut peninggalan Perang Vietnam. Penjagaan di luar hotel juga luar biasa ketat. Bahkan, tamu yang boleh masuk hanya mereka yang sudah memesan kamar.
Pertemuan kemarin sekadar pembuka. Pertemuan itu diawali dengan sesi foto bersama, pembicaraan empat mata, dan makan malam. Pertemuan formal untuk membahas hal-hal lebih serius digelar hari ini. Rencananya, mereka kembali bertemu empat mata selama 45 menit. Trump akan bertolak ke Washington malam harinya.
BACA JUGA: Naik Kereta Api
Sepanjang malam kemarin, Trump tak henti-henti memuji tuan rumah maupun Jong-un. Menurut dia, Korut memiliki potensi ekonomi yang luar biasa besar. "Saya rasa Anda akan memiliki masa depan yang luar biasa dengan negara Anda, seorang pemimpin yang hebat. Saya berharap bisa melihat dan membantu itu terjadi," ujar Trump kepada Jong-un seperti dikutip Reuters.
Trump dan Jong-un berbicara empat mata selama 20 menit sebelum menuju area makan malam. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Plt Kepala Staf Gedung Putih Mick Mulvaney, Wakil Ketua Komite Pusat Partai Pekerja Korut Kim Yong-chol, dan Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho ikut hadir dalam acara makan malam tersebut.
Dalam sesi itu Jong-un tampak jauh lebih rileks. Dia beberapa kali tertawa dan balik memuji Trump. "Saya yakin bakal ada hasil luar biasa yang diterima semua orang dan saya akan melakukan yang terbaik untuk membuat itu terjadi," ujar Jong-un.
Ketika bertemu di Singapura, dua pemimpin tersebut berjanji bekerja sama mewujudkan denuklirisasi dan perdamaian permanen di Semenanjung Korea. Perdamaian itu pula yang diinginkan Korut dan Korea Selatan karena kini hubungan kedua negara mulai menghangat.
Mereka ingin dalam pertemuan kali ini ada deklarasi bahwa kedua negara telah berdamai, bukan lagi gencatan senjata. Terkait deklarasi tersebut, Trump hanya menjawab singkat saat ditanya para jurnalis. "Kita lihat saja nanti," ucapnya.
Bagi AS, yang menjadi sorotan adalah denuklirisasi. Kemampuan senjata nuklir Korut yang kian berkembang membuat waswas AS dan negara-negara sekutunya. Sebab, jangkauan senjata tersebut sudah sampai ke Negeri Paman Sam itu.
Berdasar dokumen milik CIA, pusat pembuatan senjata nuklir Korut ada di Yongbyon. Reaktor nuklir di area tersebut beroperasi terus selama 35 tahun belakangan ini. Jika Trump bisa membuat Korut menghentikan pengayaan nuklirnya di Yongbyong, secara otomatis itu akan membekukan program senjata nuklir Korut. Saat ini Pyongyang diperkirakan memiliki 30 senjata nuklir.
Trump tak ingin kedatangannya ke Vietnam hanya menghasilkan kesepakatan dengan Korut. Kemarin pagi dia menyempatkan diri bertemu dengan Presiden Vietnam Nguyen Phu Trong serta Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc.
Setelah itu dilanjutkan dengan menghadiri penandatanganan kesepakatan bisnis. Termasuk penjualan seratus Boeing 737 Max ke maskapai penerbangan swasta Vietnam VietJet Air senilai hampir USD 13 miliar (Rp 182,48 triliun). Juga penjualan sepuluh Boeing 737 Dreamliner ke Bamboo Airways senilai USD 3 miliar atau setara dengan Rp 42,1 triliun.
"Pembangunan di Vietnam bisa menjadi jalan yang dapat ditiru Kim Jong-un dan bisa menjadikan Korut negara dengan kekuatan ekonomi yang besar," tutur Trump kepada para petinggi Vietnam. (sha/c9/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trump Tunda Kenaikan Tarif Impor, Tiongkok Semringah
Redaktur & Reporter : Adil