jpnn.com - TANGSEL – Kinerja Pemerintah Kota Tangsel dibawah kepemimpinan Airin Rachmi Diany kembali mendapat sorotan.
Hampir dua tahun sejak proses pelebaran Jalan Raya Ciater dimulai, hingga Juli 2014 ini, tak juga kunjung selesai. Beragam komentar tak sedap pun keluar dari warga sekitar Jalan Raya Ciater hingga pengguna jalan.
BACA JUGA: 2015, Transjakarta Gunakan E-Ticketing
Irawan, 33, pengguna kendaraan yang kerap melintas di Jalan Raya Ciater mengeluhkan lambannya penyelesaian pembangunan jalan penghubung kawasan Pamulang dan Perumahan Bumi Serpong Damai (BSD) tersebut.
BACA JUGA: Ahok Ingin Jokowi Kembali Jabat Gubernur DKI
Warga Kota Tangerang yang kerap melintas di Jalan Raya Ciater ini kerap terjebak macet. Tepatnya di depan Kantor Kelurahan Rawa Mekar Jaya yang kini pun progress pembangunannya mangkrak. Di titik tersebut, ruas jalan menjadi menyempit dan berimbas pada penumpukan kendaraan.
Apalagi saat jam sibuk, pengguna bisa terjebak macet hingga satu jam. ”Macet disini saja bisa satu jam. Aneh juga sih, urusan seperti ini saja (perbaikan jalan, red) tidak selesai-selesai. Tapi saya hanya pengguna jalan, tidak bisa komentar banyak juga,” ujar Irawan kepada INDOPOS (Grup JPNN), kemarin.
BACA JUGA: MRT Tuding Pihak Lain Ganggu Pengerjaan Proyek
Serupa juga diungkapkan Elvis, 38, warga yang tinggal di Jalan Raya Ciater sendiri mengaku cukup kecewa karena lambannya progress pembangunan Jalan Raya Ciater. Bahkan, kondisi trotoar yang ada di sepanjang sudah mulai rusak. Beton trotoar sengaja di rusak oknum tidak bertanggung jawab untuk membuat U-turn.
“Saya juga aneh kenapa bisa lama sekali selesainya (pembangunan, red) jalan ini. Padahal tinggal yang di depan Kelurahan Rawa Mekar yang belum dibebaskan. Kalau jalannya sudah bagus, setidaknya perekonomian dikawasan ini kan bisa makin meningkat,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Kota Tangsel Syihabudin kepada INDOPOS mengatakan, permasalahan banyaknya pembangunan infrastruktur yang mangkrak dipastikan bakal jadi masalah tersendiri dalam pengelolaan keuangan daerah.
Dikhawatirkan dana yang sudah disiapkan untuk pembangunan seperti Jalan Raya Ciater, tidak terserap pada tahun ini. Alhasil menjadi Silpa. Menurutnya, Silpa akibat tidak terealisasinya program itu merupakan preseden buruk dalam pemerintahan.
”Kami dorong agar kendala-kendala terkait pembangunan infrastruktur cepat diselesaikan. Jangan sampai nanti menjadi Silpa, karena dana pembangunan pastinya sudah disiapkan dari APBD. Silpa yang baik itu apabila berasal dari penghematan penggunaan uang daerah dalam belanja baik sifatnya pembangunan infrastruktur atau jenis lain. Bukan berasal dari program yang tidak berjalan dan mengakibatkan uangnya dikembalikan,” paparnya, saat konferensi pers di kawasan Bintaro, beberapa waktu lalu.
Soal lambannya penyelesaian Jalan Raya Ciater, Kabag Humas dan Protokoler Pemkot Tangsel Dedi Rafidi, menjelaskan akar permasalahan berkaitan dengan sengketa lahan tepat di sekitar kantor Kelurahan Rawa Mekar. Akibatnya, kasus itu masuk ke dalam ranah hukum dan saat ini sedang dilakukan mediasi.
“Kami tidak berani disalahkan (apabila melanjutkan pembangunan di tanah sengketa, red),” ujarnya.
Mengenai kerusakan yang sudah mulai terlihat di ruas jalan tersebut, Dedi menjamin, sebelum diresmikan ruas jalan harus dalam keadaaan baik.
Dengan kata lain, kerusakan-kerusakan itu akan diperbaiki. ”Itu (jalan, red) kan belum diresmikan. Nanti diperbaiki semua yang rusak, baru diresmikan,” katanya.(fin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... MRT Tegaskan Semburan Api di Sudirman Tak Terkait Pekerjaan Proyek
Redaktur : Tim Redaksi