Kinerja Bank Sumut Makin Moncer Menuju IPO Rp 1,49 Triliun

Minggu, 22 Januari 2023 – 12:56 WIB
Direksi Bank Sumut saat menggelar jumpa pers. Foto dok humas Bank Sumut

jpnn.com, SUMATERA UTARA - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. (Bank Sumut) mencatatkan net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih di atas rata-rata bank daerah, bank BUMN, bahkan bank umum swasta nasional.

Calon emiten yang siap melantai di bursa dengan kode perdagangan saham BSMT ini mencatatkan margin bunga bersih sebesar 6,84 persen pada triwulan III/2022 (per 30 September 2022), naik dari 6,73 persen pada periode sama pada 2021.

BACA JUGA: Catatkan Kinerja Positif, Bank Sumut Raih Laba Rp 706 Miliar

Berdasarkan Laporan Profil Industri Perbankan yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), secara industri, bank pembangunan daerah (BPD) mencatatkan NIM 5,8 persen per September 2022, naik dibandingkan dengan September 2021 yang mencapai 5,74 persen.

Sementara itu, rata-rata NIM bank BUMN dan bank umum swasta nasional masing-masing sebesar 5,52 persen dan 4,29 persen.

BACA JUGA: Sukarelawan Orang Muda Ganjar Jatim Gelar Seminar Edukasi Bertahan Hidup di Alam Bebas

Margin bunga bersih atau NIM adalah pembagian antara pendapatan bank dari bunga dengan bunga yang diberikan kepada nasabah.

NIM menjadi salah satu ukuran utama tingkat profitabilitas perbankan.

BACA JUGA: Perkuat Permodalan, Bank Sumut Tawarkan 23 persen Saham kepada Publik

Bank Sumut mencatatkan pendapatan bunga dan bagi hasil syariah sebesar Rp 2,39 triliun per 30 September 2022, naik Rp 6,68 miliar atau 0,28 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebagai informasi, pada 2021, perseroan membukukan pendapatan bunga dan bagi hasil syariah total sebesar Rp 3,20 triliun.

Sementara itu beban bunga dan bagi hasil dana Syirkah temporer per 30 September 2022 sebesar Rp 566,23 miliar, turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 743,61 miliar.

Untuk itu, Bank Sumut berhasil mencatatkan kenaikan pendapatan bunga dan pendapatan syariah bersih menjadi Rp 1,84 triliun per 30 September 2022, dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,65 triliun.

Berdasarkan kinerja penghimpunan dana, Bank Sumut mengantongi dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 33,38 triliun hingga September 2022, naik 1,11 persen (yoy) dari sebelumnya Rp 33,01 triliun.

"Bank Sumut akan terus berekspansi untuk meningkatkan kinerjanya, salah satunya dengan melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO. Dana IPO itu nati akan digunakan untuk modal kerja, salah satunya dengan ekspansi penyaluran kredit serta meningkatkan infrastruktur teknologi kami. Yang paling penting lagi, dengan IPO, proses bisnis akan makin baik,” ujar Plt Direktur Utama Bank Sumut Hadi Sucipto.

Sesuai prospektus, bank daerah milik Provinsi Sumatra Utara ini telah menggelar penawaran awal atau bookbuilding sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 saham (mewakili 23 persen dari total saham Bank Sumut usai IPO) mulai Kamis (5/1) hingga Rabu (18/1).

Dengan nilai nominal Rp250 per saham, Bank Sumut, BPD pertama di luar Pulau Jawa yang akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia, mematok harga penawaran pada rentang harga Rp350 hingga Rp510 per saham sehingga perseroan berpotensi meraup dana Rp1,02 triliun hingga maksimal Rp1,49 triliun.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler