Kinerja Menawan, Saham MNCN Sangat Layak Dibeli

Kamis, 08 Agustus 2019 – 18:00 WIB
Bursa Efek Indonesia. Foto dok Yessy Artada/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - PT Media Nusantara Citra Tbk berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 4,03 triliun pada semester pertama 2019.

Nominal yang dibukukan emiten berkode MNCN itu meningkat 13,8 persen secara year on year (yoy).

BACA JUGA: Alasan Utama Saham MNCN Layak Dikoleksi

Iklan digital MNCN pada semester pertama 2019 meningkat hingga 318,9 persen menjadi Rp 325 miiar dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 77,6 miliar.

BACA JUGA: Alasan Utama Saham MNCN Layak Dikoleksi

BACA JUGA: Temui Jokowi, Hary Tanoe dan Perindo Dapat Jatah Menteri di Kabinet ?

"Kalau dari sisi pendapatan, cukup bagus untuk MNCN. Pendapatannya mulai bergeser dari konvensional televisi ke produk-produk digital," ujar pengamat pasar modal Teguh Hidayat beberapa waktu lalu.

Sebagai perbandingan, PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) hingga pertengahan 2019 mengalami penurunan laba bersih 7,34 persen menjadi Rp 782,48 miliar.

BACA JUGA: Analisis Anak Buah Hary Tanoe soal Adian Napitupulu Pantas Jadi Menteri di Kabinet Jokowi

Pada periode yang sama tahun lalu emiten berkode SCMA itu membukukan laba bersih sebesar Rp 844,47 miliar.

Meski demikian, SCMA mencatat kenaikan pendapatan 6,91 persen menjadi Rp 2,77 triliun dibandingkan dengan 2018 yang sebesar Rp 2,59 triliun.

Laba SCMA turun karena beban usaha yang naik 17,42 persen menjadi Rp 604,48 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 514,76 miliar.

Menurut Teguh, MNCN mengalami kenaikan lebih tinggi karena perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo itu memiliki lebih banyak konten-konten digital, sedangkan SCMA belum banyak mengembangkan produk ke digital.

"MNCN banyak masuk ke konten-konten digital. Mungkin SCMA juga punya,” katanya.

Mengacu pada kinerja kuartal pertama 2019, pendapatan iklan SCMA mencatat kontribusi Rp 1,47 triliun dan pendapatan lain-lain Rp 76,59 miliar.

Namun, perusahaan mengalami potongan penjualan Rp 295,5 miliar yang menjadikan pendapatan bersih tercatat Rp 1,25 triliun.

Teguh melihat price to earning ratio yang dimiliki MNCN jauh lebih rendah dibandingkan dengan SCMA sehingga harga sahamnya jauh lebih murah.

"Kalau secara valuasi, MNCN lebih murah, PER lebih rendah. SCMA lebih tinggi," katanya.

Berdasarkan data Bloomberg, PER MNCN mencapai 8,44, sedangkan SCMA 14,60 kali.

Teguh mengatakan, MNCN memiliki tiga segmen yang berpengaruh terhadap pendapatan bisnis perseroan, yaitu iklan televisi, layanan televisi berlangganan, dan digital.

"Karena MNCN banyak iklan digital jadi memang bagus sekali, meningkat signifikan dibandingkan iklan televisi itu sendiri," paparnya.

Hal ini terkait pola konsumsi masyarakat sudah mulai bergeser ke arah media digital sehingga industri digital di tanah air akan terus bertumbuh ke depan.

"Masa depan media itu adanya di media digital, internet. Jadi, saya pikir MNCN lebih menarik," katanya.

Sebelumnya, Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menyatakan siap bersaing untuk menjadi pemenang, bahkan sebagai market leader di industri digital.

Saat ini MNC Media telah menunjukkan keberhasilannya di era digital. Produk-produk terobosan digital MNC mampu memberikan kontribusi yang besar pada pendapatan perusahaan.

"Tinggal diperbesar skalanya, saya rasa MNCN siap bersaing di digital," kata Hary.

Hary mengatakan, pada era Industri 4.0, milenial banyak mengubah tatanan cara berinteraksi.

“Hal ini harus bisa disesuaikan oleh seluruh lini bisnis MNC Group,” ujarnya. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Unggah Foto Bareng Jokowi, Angela Tanoesoedibjo Didoakan Jadi Menteri


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler