Kinerja Pupuk Indonesia Makin Moncer Berkat Terapkan Sentralisasi Pemasaran

Senin, 09 Januari 2023 – 16:17 WIB
PT Pupuk Indonesia (Persero). Foto dok Pupuk Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Sentralisasi pemasaran yang dilakukan PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil meningkatkan kinerja perusahaan.

Upaya sentralisasi ini, makin memperkuat kemampuan Pupuk Indonesia beserta anak perusahaannya dalam melayani dan mengamankan pasokan pupuk dalam negeri, khususnya pupuk bersubsidi maupun nonsubsidi.

BACA JUGA: 239 Karya Jurnalistik, Pupuk Indonesia Media Award 2022 Sukses Digelar

Di sisi lain, sentralisasi ini juga berhasil meningkatkan penetrasi pasar, baik dalam dan luar negeri untuk produk-produk komersil perusahaan, baik pupuk maupun nonpupuk serta mengoptimalkan pendapatan perusahaan dari sektor tersebut.

Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Bakir Pasaman menuturkan setelah perusahaan melakukan sentralisasi pemasaran pada 2021, terjadi peningkatan signifikan terhadap kinerja perseroan.

BACA JUGA: Kembangkan Sistem Digitalisasi Pertanian, Pupuk Indonesia & Pemprov Bali Jalin Kerja sama

“Kami masih menunggu hasil audit, namun pendapatan dan laba perusahaan alhamdulillah meningkat secara signifikan. Pada 2022 kami berhasil mencapai pendapatan sekitar Rp 103 triliun dengan laba kurang lebih Rp 19 triliun (unaudited), di mana 65% pendapatan berasal dari produk komersil dan non pupuk," jelas Bakir.

Dengan sentralisasi pemasaran ini, perseroan bisa mengoptimalkan penjualan perusahaan ke sektor komersil, terutama untuk penjualan amoniak dan urea, baik itu dari segi tonase maupun mengoptimalkan harga jual.

BACA JUGA: Gubernur Ganjar Bangun Ulang 30 Rumah Warga yang Hancur Akibat Banjir di Brebes

Penjualan pupuk ke sektor nonsubsidi, khususnya ke konsumen retail dan korporasi, pada 2022 mencapai 4,08 juta ton atau 101% dari target dan penjualan produk non pupuk mencapai 1,45 juta ton atau 130% dari target.

“Hal ini bisa kami lakukan dengan tetap memprioritaskan pasokan dalam negeri, baik kebutuhan pupuk bersubsidi maupun pupuk nonsubsidi atau produk-produk komersil," tegas Bakir.

Melalui sentralisasi ini pula Pupuk Indonesia mengembangkan program 1.000 kios pupuk untuk produk komersil dan non subsidi untuk mempermudah akses petani terhadap produk-produk Pupuk Indonesia Grup.

“Kami berharap dengan program kios komersil Toko Pe-I, petani dan konsumen lainnya dapat lebih mudah mencari produk kami. Target kami saat ini adalah pembangunan 1000 kios dan nantinya kami ingin agar Toko Pe-I ini bisa ada di semua kecamatan sehingga tidak ada lagi keluhan kesulitan mencari pupuk," harap Bakir.

Sementara itu, Komisaris Utama Pupuk Indonesia, Darmin Nasution, menyatakan Sentralisasi di Pupuk Indonesia sudah berjalan hampir 2,5 tahun, di mana fungsi holding yang sebelumnya telah berubah menjadi activist holding.

Dewan Komisaris menilai sentralisasi yang dilaksanakan telah sejalan dengan masterplan perusahaan yang diamanatkan oleh Pemegang Saham.

Sentralisasi telah membawa kemajuan yang signifikan bagi Pupuk Indonesia sebagai perusahaan nasional, tidak hanya bertujuan memberikan solusi pertanian dan nutrisi tanaman, namun sentralisasi juga telah mendorong transformasi perusahaan dalam restrukturisasi subsidi industri pupuk.

“Dalam implementasi sentralisasi, salah satu fungsi yang dioptimalisasi adalah pemasaran dan pengadaan, di mana holding mengambil peranan dalam pelaksanaan operasional perusahaan. Hal ini berdampak kepada peningkatan kinerja perusahaan, khususnya kinerja penjualan retail dan komersil di 2022," jelas Darmin.

Anak-anak perusahaan, bisa fokus menjalankan fungsi sebagai produsen karena fungsi marketing sudah dilakukan oleh holding.

Saat ini, Pupuk Indonesia sebagai holding, mempunyai lima anak perusahaan yang bergerak sebagai produsen pupuk, yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang dan PT Pupuk Iskandar Muda.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler