jpnn.com, MEDAN - Kiper PSMS Medan Abdul Rohim punya jalan yang panjang untuk menggapai impiannya, menjadi seorang pesepakbola profesional.
Mimpinya berawal dari Kampung Banjar, sebuah kampung di kota Aek Kanopan, Kabupaten Labuhan Batu Utara, Sumut.
BACA JUGA: Kiper PSMS: Saya Tidak Boleh Terlena dengan Semua Pujian Itu
Rohim kecil ternyata awalnya tidak berposisi sebagai kiper.
“Dulu waktu awal latihan bola saat SD saya masih jadi pemain sayap lalu ikut SSB di kampung dan pindah ke Medan lanjut ke PPLP. Dari situ saya mulai dari nol untuk jadi kiper tahun 2008. Lalu ikut seleksi pra PON dan akhirnya masuk skuat PON Sumut 2012,” kata Rohim.
BACA JUGA: Gawat, M Roby dan Antoni Terancam Absen Kontra Persija
Sebelum memperkuat PSMS, Rohim ikut tes masuk Anggota TNI AD. Dia bertugas di Pusdikpom Cimahi dan kini berpangkat sersan dua.
Di masa konsentrasi sebagai prajurit itu, Rohim sempat tak punya klub sebelum akhirnya berlabuh di Bintang Jaya tahun 2015.
BACA JUGA: Laga Kontra Persija Jadi Momen Spesial Bagi Amarzukih
Setahun kemudian, Rohim akhirnya berjodoh dengan PSMS yang diperkuatnya di ISC B 2016. Jalan terjal dijalaninya karena dia gagal bersaing di posisi kiper utama. Rohim hanya tampil dua kali sebagai starter di musim itu.
Nyatanya saat pergantian pelatih, Rohim masih dipercayakan di musim berikutnya dan akhirnya kerja kerasnya berbuah hasil. Pengidola Iker Casillas ini terus mendapat kepercayaan penuh hingga saat ini.
“Banyak doa dan dukungan dari semua pihak. Tapi itu semua didukung dari proses latihan yang serius mendengarkan instruksi pelatih. Karena latihan adalah kunci pertandingan. Kita dituntut konsentrasi, dan menjaga mental. Sedangkan, soal penyelamatan-penyelamatan itu adalah bonusnya,” pungkasnya. (don)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jelang Lawan PSMS, Gede Sebut Jadwal Persija Tidak Ideal
Redaktur & Reporter : Budi