jpnn.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati membagikan prediksinya soal Indonesia pada 2045.
Sri Mulyani memprediksi pendapatan per kapita Indonesia akan mencapai USD 29.300 pada 2045.
BACA JUGA: Menteri Keuangan Beber Tujuan Penyatuan NIK dan NPWP
Ditahun tersebut, lanjut Sri Mulyani, Indonesia diproyeksikan memiliki komposisi dan jumlah demografi penduduk mencapai 309 juta orang.
"52 persen di antaranya usia produktif," kata dia Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (7/10).
BACA JUGA: Menteri Keuangan Sebut RUU HPP Berpihak Pada Rakyat Kecil
Menurut Sri Mulyani juga, 75 persen masyarakat akan hidup di perkotaan. "80 persen masyarakat berpenghasilan menengah," tegas dia.
Hal itu karena didukung oleh struktur perekonomian yang didominasi sektor-sektor yang lebih produktif.
“Ekonomi akan terus tumbuh sehingga Indonesia akan menjadi size ekonomi keempat dunia dengan pendapatan per kapita USD 29.300,” kata Sri Mulyani.
Selain itu Sri Mulyani menilai jasa juga akan menjadi sektor yang memiliki nilai tambah yang lebih baik atau tinggi.
Oleh karenanya, Sri Mulyani, menyebut pemerintah terus membuat terobosan.
"Prospek dan tujuan tersebut tidak akan terjadi dengan sendirinya," beber Sri Mulyani.
Namun, Perempuan kelahiran Bandarlampung itu mengatakan ada syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai Indonesia Emas pada 2045.
Pertama, infrastruktur yang memadai, kedua sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, dan ketiga, peningkatan kemampuan adopsi teknologi.
“Persyaratan yang penting terdiri dari SDM berkualitas ini berarti belanja maupun kualitas belanja di bidang pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial harus dilakukan,” ujarnya.
Selain itu, pembangunan daerah juga harus lebih baik.
Sri Mulyani menegaskan harus tercipta kebijakan ekonomi yang lebih memadai baik dari sisi resources, macro stability, dan political stability.
“Ini perlu didukung kebijakan ekonomi yang baik di mana tidak hanya tergantung pada natural resources namun juga resources yang berkelanjutan,” kata Menteri Keuangan Terbaik 2020 versi Global Markets itu. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia