BACA JUGA: Tiongkok Desak Prancis Kembalikan Patung Curian
Motifnya hanya satu, memburu uang komisi dari pengelola terali besi untuk para belia itu.Ya
BACA JUGA: Terseret 32 Km di Kolong Van
Imbalannya dihitung dari jumlah anak yang mereka awasi per hari.Nah, inilah yang dimanfaatkan kedua hakim mbeling tersebut
BACA JUGA: Sentuhan Seksi di Bodi Boeing
Semakin banyak pelanggar yang dimasukkan ke tahanan, berarti fulus yang mengalir ke kantong mereka pun semakin deras.Akibat penyelewangan fungsi konstitusi tersebut, kedua hakim dicopot dari jabatannya secara tidak hormat oleh Pengadilan Tinggi Pennsylvania sejak 26 JanuariDan kini, mereka harus berhadapan dengan proses hukum.
"Tak pernah saya temui dan perkirakan sepanjang hidup saya sebuah kasus yang mengombang-ambingkan kehidupan ribuan anak-anak di bawah perintah sepasang hakim itu hanya untuk menghasilkan sejumlah uang," kata Marsha Levick, pengacara dari Juvenile Law CenterDia mendampingi ratusan anak-anak yang ditahan di Wilkes-Barre seperti dilansir Associated Press, Kamis (12/2).
Selama bertahun-tahun kedua hakim tersebut menjalankan sistem pengadilan anak-anak di Wilkes-Barre bagaikan pita transporAnak-anak di hadapkan ke depan hakim tanpa didampingi pengacaraMereka hanya punya waktu beberapa menit untuk membela diri dari tuduhan, lalu digiring ke penjara anak-anak selama beberapa bulan meskipun hanya kesalahan kecil.
Selama menjalankan praktik, kedua hakim telah mengantongi komisi sekitar USD 2,6 juta (sekitar Rp 29 miliar) atas pengiriman "paket anak" ke jeruji pengap yang dikelola PA Child Care LLC dan anak perusahaannya, Western PA Child Care LLCHingga kini belum satupun pejabat perusahaan itu berstatus tersangka, namun investigasi masih berlanjut.
Akibat kasus tersebut, kontrak selama 20 tahun yang telah disepakati dengan PA Child Care senilai USD 58 juta dibatalkan karesidenan setempat
Anak-anak yang ditahan itu, antara lain, atas tuduhan menulis kata-kata jorok, kepemilikan obat bius, dan mencuri kaca spion mobilRata-rata mereka tak berlatarbelakang kejahatan sebelumnyaMereka tetap dijebloskan ke penjara meski kepolisian menghendaki hukuman masa percobaan sajaParahnya, pelanggar anak-anak itu tak diperkenankan menggunakan jasa pengacara, padahal dalam aturan Mahkamah Agung tahun 1967, anak-anak sekalipun berhak untuk didampingi kuasa hukum.
Ciavarella menulis surat penyesalan ke sesama koleganya di kehakiman"Saya telah mempermalukan kehakimanKelakuan saya telah menghancurkan segalanya," aku pria yang sudah mengabdi di kehakiman selama 12 tahun itu sembari menyangkal telah menerima sejumlah uang ketika mengirim anak-anak ke penjaraRekan tertuduh lain, Conahan, tak mau berkomentar apapun terkait kasus yang membelitnya.
Kedua hakim rencananya dihadapkan ke pengadilan federal atas tuduhan penipuan KamisNamun belum diketahui hasil pasti putusan pengadilan setempat terhadap merekaYang jelas, bila terbukti, mereka terancam kurungan tujuh tahun(ape/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tzipi Livni Gandeng Lieberman
Redaktur : Tim Redaksi