jpnn.com, BOGOR - Satuan Reserse Narkoba Polres Bogor menyita 5,22 kilogram tembakau sintetis hasil dari pengembangan terhadap dua tersangka pengedar berinisial AM (19) dan DA (20).
Dua pelaku itu sebelumnya yang diringkus di kontrakan Kecamatan Gunungputri, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
BACA JUGA: Sopir Taksi Online Ini Ternyata Sering Jualan Sabu-Sabu
"Modusnya online jual belinya, per 3 gram dijual Rp200 ribu," ujar Kapolres Bogor, AKBP Roland Ronaldy di Mapolres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (10/3).
Menurutnya, Polres Bogor menggandeng jasa pengiriman barang, JNE untuk mengungkap barang yang tempat pembuatannya berlokasi di Jati Sampurna, Bekasi tersevyt.
BACA JUGA: Driver Ojek Online Ini Sudah Bolak Balik Masuk Penjara, Belum Tobat juga
Mantan penyidik di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu menjelaskan, tembakau sintetis ini merupakan perpaduan antara tembakau biasa yang dicampur dengan alkolhol dan beberapa bahan kimia lainnya.
"Alat produksi ada panci, microwave, ada timbangan, saringan itu alat untuk membuat tembakau sintesis," paparr Rolandy.
Selain mengungkap perkara narkoba jenis tembakau sintesis, Polres Bogor secara keseluruhan mengungkap 13 kasus narkoba dalam kurun waktu 12 hari ke belakang, dengan jumlah 14 tersangka.
Beberapa barang bukti yang diamankan dari 14 tersangka itu antara lain 5,22 kilogram tembakau sintetis, tiga bungkus narkotika langka jenis key magic drug, 507,72 gram sabu sabu, 210 butir obat jenis tramadol, 588 butir Trihexpenidyl dan 514 butir Hexymer, satu buah golok, serta satu buah senjata api rakitan jenis revolver.
"Terhadap para tersangka ini dikenakan ancaman pidana yang diatur dalam Undang-Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika, Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan," ujarnya.
Sementara itu, Kasat Reserse Narkoba Polres Bogor, AKP Andri Alam mengatakan, efek tembakau sintetis ini lebih parah dari narkoba jenis lainnya. Mereka yang mengonsumsi bisa sampai kehilangan kesadaran.
"Karena hanya tiga kali sedot bisa ngefly dan tidak sadarkan diri. Memang lagi tren juga," ucap Andri. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia