Kisah 4 Yatim Piatu di Probolinggo, Si Sulung Baru Kelas XI

Jumat, 13 Agustus 2021 – 07:47 WIB
Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin ketika menemui Alfin Dava Firmansyah bersama dua adiknya, Amira dan Aimar, (12/8).

jpnn.com, PROBOLINGGO - Alfin Dava Firmasyah mengaku sangat bersedih dengan kepergian ayahnya Muhammad Holili (41) untuk selama-lamanya.

Holili meninggal dunia lantaran Covid-19.

BACA JUGA: Pemerintah Sebaiknya Beri Beasiswa Bagi Anak yang Yatim Piatu Akibat COVID-19

Kini Alfin yang baru berusia 17 itu, bersama tiga saudaranya, harus mengungsi ke rumah nenek mereka. Ibu pun sudah tak punya. Meninggal dunia Februari lalu.

Dalam waktu enam bulan, Alfin dan ketiga adiknya kehilangan kedua orang tuanya. Yatim piatu.

BACA JUGA: Gadis 11 Tahun di Surabaya Mendadak Yatim Piatu, Pascakeluarga Meninggal Akibat Covid-19

Awalnya Alfin, Aknitia (13), Amira (5), dan Aimar (3), tinggal bersama kedua orang tuanya di Jalan Mastrip, Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo.

Februari lalu, Nur Agustin, ibunya yang tengah hamil meninggal dalam usia 39 tahun. Ketika kesedihan belum reda, ayah mereka neninggal terpapar Covid-19.

BACA JUGA: Alhamdulillah, Ada Kabar Baik dari Kemensos untuk Vino, Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19

Alfin bersama tiga saudaranya memilih pulang ke rumah neneknya, Mastria (66).

Selama ini neneknya tinggal seorang diri di Jalan Galunggung, Kelurahan/Kecamatan Kanigaran.

Suami Mastria, meninggal pada 2002 silam.

Alfin berusaha tegar, karena tidak ingin melihat adik-adiknya juga sedih. "Jika memang Tuhan berkehendak demikian, mau bagaimana lagi,” ujarnya, seperti dikutip dari Radar Bromo, Kamis (12/8).

Alfin memilih tinggal di rumah neneknya, membiarkan rumah mereka di Jalan Mastrip kosong.

Alfin ingin adik-adiknya tetap mendapatkan pendidikan. “Adik saya (Aknitia) baru awal bulan ini berangkat mondok di Bogor,” ujar pelajar kelas XI SMKN 2 Probolinggo ini.

Neneknya, Mastria, saban hari bekerja sebagai pedagang baju bekas di Pasar Mangunharjo, Kota Probolinggo. Penghasilannya juga tak menentu.

Namun, Mastria juga punya tekad membesarkan cucu-cucunya.

“Kadang satu hari dapat Rp 20 ribu. Tidak menentu hasilnya,” ujarnya.

Hamdalah, keluarga ini mendapatkan perhatian dari Wali Kota Probolinggo Hadi Zainal Abidin.

Kemarin, Pak Wali mengunjungi rumah Mastria. Selain memberikan bantuan sembako, juga meminta Dinas Sosial, camat, dan lurah, memperhatikan tumbuh kembang keempat anak tersebut.

“Masalah pendidikannya, pemerintah akan jamin. Sebab, saat ini pendidikan juga sudah gratis. Dinas Sosial juga harus memperhatikan dan memantaunya," kata Hadi.

"Apa saja yang bisa pemerintah bantu, berikan, langsung saja. Lurah, RT, dan RW, harus mengawasi dan memperhatikannya. Jika butuh sesuatu, apa pun itu, silakan komunikasikan. Biar nanti disampaikan lewat RT/RW/lurah atau camatnya,” imbuh Hadi. (rpd/rud)

Artikel Ini Telah Terbit di:
https://radarbromo.jawapos.com/probolinggo/12/08/2021/ayah-meninggal-kena-covid-4-anak-di-kanigaran-jadi-yatim-piatu/

 

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler