Kisah AKP Maulana Mukarom, Polisi Itu Keren

Senin, 20 September 2021 – 19:44 WIB
AKP Maulana Mukarom (kiri). Foto: source for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - “Enggak ada sesuatu tanpa berjuang keras. Jika punya suatu keinginan, harus bekerja keras. Jangan berhenti untuk selalu bermimpi.

Sepenggal kalimat itu terucap dari bibir Kapolsek Sawah Besar AKP Maulana Mukarom, memulai percakapan kami siang itu di ruangannya, lantai dua Polsek Sawah Besar, Jakarta Pusat.

BACA JUGA: Brigpol Viki, Polisi Keren Asli Papua Penjaga Kedaulatan NKRI

Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 2010 menceritakan awal mula dirinya memilih panggilan hidup menjadi bagian dari Korps Bhayangkara.

Tepatnya 2007 silam, Maulana muda mengikuti tes kepolisian. Menjadi seorang polisi adalah cita-citanya sejak kecil.

BACA JUGA: Kombes Nurul Azizah, Dari Bintara Sampai Kaprodi S3 Pascasarjana STIK

Maulana mengaku keluarganya tidak ada yang bekerja di kepolisian. Namun, dengan keinginan yang kuat dirinya memutuskan untuk mengikuti tes lembaga berpakaian cokelat itu.

"Saya tidak memiliki keluarga yang polisi,” kata Maulana saat berbincang dengan JPNN.com, Senin (20/9). 

BACA JUGA: AKBP Arief Fajar, Sandang Kamera, Buru KKB di Papua

Pria kelahiran Lampung itu menceritakan setelah menamatkan sekolah menengah atas (SMA), dia tidak memiliki sosok yang menopang semangatnya untuk menjadi polisi.

Ujian masuk polisi pun tak berjalan mulus. Setelah tiga baru dinyatakan lulus.

Dia bahkan sempat kuliah terlebih dahulu hingga lulus di Universitas Barawijaya, Malang, Jawa Timur.

“Saya sempat kuliah dan lulus. Saya tes lagi melalui Polda Jawa Timur, saya gagal. Selesai kuliah, saya balik ke Lampung, tes lagi, saya masuk (lulus, red),” ujar Maulana.

Walakin, Maulana lulus dan menjalani pendidikan kepolisian di Taruna Akademi Kepolisian selama tiga tahun hingga lulus 2010.

Pria berambut lurus itu mengaku memutuskan menjadi polisi juga sempat tak disetujui orang tua lantaran telah gagal tes dua kali. Hal tersebut tak memupus asanya untuk menjadi polisi.

“Ayah saya (almarhum) pernah bilang sudahlah mungkin itu bukan jalan hidup kamu,” tutur Maulana menirukan kalimat ayahnya.

Meskipun kalimat pesimisme diucapkan langsung dari mulut ayahnya, tekad Maulana begitu kukuh sehingga tetap mengikuti tes.

Sejak kecil Maulana bercita-cita pengin menjadi anggota kepolisian yang memegang amanah di bagian reserse.

“Keren. Sering lihat di TV, sering nonton film luar negeri yang menceritakan tentang polisi. Polisi itu keren,” kata Maulana.

Awal Karier Kepolisan

Pada 2010 pria bertubuh atletis itu bertugas di Polda Jawa Barat. Lalu, ditugaskan di Polres Tasikmalaya, Jawa Barat sebagai Kepala Sentra Pelayanan Kepolisian (KSPT).

“Waktu itu setiap lulusan Akpol, semua remaja perwira menengah wajib di KSPT, mungkin wajib untuk kegiatan kepolisian. Apel serah terima, jaga tahanan, dan kegiatan pelayanan masyarakat seperti menerima laporan,” kenang Maulana.

Kariernya pun makin melejit, pria kelahiran 1985 itu kemudian ditempatkan di bagian reserse dengan jabatan Kanit Buser pada 2011.

Setahun kemudian, Maulana diangkat menjadi Kanit III Tindak Pidana Tertentu.

“Terus saya pindah menjadi KBO Reskrim di Polres Tasikmalaya. Saya mengurus pemberkasan, surat keluar masuk dan membantu Kasat Reskerim,” ucap Maulana.

Empat tahun berselang, Maulana yang memiliki kemampuan di luar rata-rata dipromosikan menjadi Kasatnarkoba Polres Bogor Kota, Jawa Barat yang saat itu telah memiliki pangkat Iptu.

Maualana mengaku memang awalnya merasa bingung, tetapi dengan tekat yang kuat dia mengamini amanah itu dengan mengemban tugas yang telah diberikan itu selama setahun setengah.

Pria yang menyukai olahraga lari itu mengatakan meskipun pendatang baru, dia berhasil mengungkap kasus narkoba dan mendapatkan ranking pertama di seluruh Polda Jabar dalam pengungkapan kasus.

Buah keberhasilan Maulana dkk saat itu pun mendapat apresiasi dari Direktur Narkoba Polda Jabar.

Penghargaan itu membuat Maulana makin memacu semangatnya dalam menuntas kejahatan dalam dunia barang haram.

“Bukan berarti penghargaan itu jadi tolak ukur, sebagai motivasi khususnya di dunia reserse,” tutur Maulana.

Tak hanya itu, berkat prestasinya itu pun memperoleh penghargaan dari Wali Kota Bogor Bima Arya pada saat Hari Anti-Narkoba Sedunia.

Meski kareir mentereng, pendidikan tetap menjadi nomor satu dalam diri Maulana. Dia kemudian mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian.

Setelah lulus pada 2017, dia diamanatkan berdinas di Bareskrim Mabes Polri pada Direktorat Tindak Pidana Siber selama setahun delapan bulan.

“Di Bareskrim saya banyak sekali belajar, banyak pengalaman. Alhamdulillah pengalaman itu berarti buat saya,” tutur Maulana.

Dunia Narkoba

Sederet prestasi membuat kariernya makin melejit. Tercatat, dia pernah menjabat segagai Kanittimsus III Satuan Narkoba di Polres Metro Jakarta Barat.

Sejumlah prestasi pun diraihnya, salah satunya dengan mengungkap kasus kokain sebanyak satu ons dengan tersangka itu publik figur.

Lalu menjadi Kanit II Satresnarkoba Polres Metro Jakbar. Saat menjabat jabatan barunya itu, Maulana berhasil mengungkap penyelundupan narkotika jenis sabu-sabu sebanyak 28 kilogram jaringan internasional asal Amerika.

Berkat kerja sama dengan Drugs Envorcement Administration, terungkap bahwa ada pabrik sabu-sabu di Amerika. “Kami bisa mengungkapnya,” ujar Maulana.

Berkat kerja kerasnya itu, Maulana mendapatkan penghargaan dari DEA.

“Kami mendapatkan penghargaan di Kedutaan Amerika. Waktu itu saya dapat dua penghargaan, satunya dapat pin emas dari Kapolri Idham Azis,” kenang Maulana.

Tak hanya itu, AKP Maulana juga pernah mengungkap pemasok kasus narkoba jaringan internasional asal Malaysia di Kampung Ambon.

Paling berkesan, saat mengungkap kasus ladang ganja sebanyak 550 kg di Mandailing Natal, Sumtra Utara. Kala itu, pihaknya memusnakan sekitar lima hektare ladang ganja.

“Mendapatkan dua penghargaan, satu dari Kapolri, dan dari Kapolda Nana Sujana. Dua pin emas,” kata Maulana.

Segudang prestasi itulah yang membuat Maulana diangkat menjadi Kapolsek Cipondoh, Tangerang Kota meski hanya tiga bulan.

Februari 2021, dia kemudian menjabat sebagai Kapolsek Sawah Besar, Jakarta. Saat bertugas di Polsek Sawah Besar itulah, Maulana dijuluki sebagai Kapolsek termuda di Jakarta.

Menurut Maulana, prestasi yang diperolehnya selama menjabat Kapolsek Sawah Besar tidak terlepas dari dorongan Kapolres Jakpus Kombes Hengki Haryadi.

“Kami selalu didukung, dibimbing, diarahkan, diberikan motivasi sehingga kami bekerja di atas rata-rata,” kata Maulana.

“Beliau selalu memberikan arahan yang tepat sasaran. Beliau selalu ada di tengah kami. Dorongan beliaulah sehingga kami bisa berjalan. Beliau motivasi saya,” pungkas Maulana. (cr3/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Adek
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler