Kisah Bankir yang Sukses Banting Setir Jualan Kue

Selasa, 24 Mei 2016 – 13:23 WIB
Andy Pangestu. FOTO: BCA for jpnn.com

jpnn.com - MUNGKIN tak ada yang menyangka Andy Pangestu akan keluar dari zona nyaman dan mengadu peruntungan dengan merintis usahanya sendiri bersama dua temannya, Riko dan Shintaro berjualan kue keju jepang. 

Padahal, sebelumnya, Andy adalah seorang bankir dengan masa kerja enam tahun dengan gaji yang cukup menggiurkan.

BACA JUGA: Bripka Seladi Curhat, Istrinya Marah Dia Jadi Pemulung

Sejak kecil, Andy memang sudah sangat mandiri. Atas keinginannya sendiri, ia menyelesaikan pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama di Singapura.

Masuk sekolah menengah atas pun, Andy sudah mengatur sendiri segala sesuatunya. “Sejak kecil dia (Andy) memang sudah mandiri. Masuk SMA saja dia sudah atur semuanya. Sebagai orang tua, kita dukung saja dia,” ujar Henny Kurniawan, ibu Andy.

BACA JUGA: Jokowi Cemburu

Selain bibit mandiri, bibit menjadi pengusaha ternyata juga sudah mulai muncul sejak kecil. Kala liburan sekolah, Andy kerap berkunjung ke pabrik sepatu milik ayahnya, Hussien Pangestu, untuk melihat dan mengenali seperti apa operasional bisnis.

Selesai kuliah di Australia, Andy pun akhirnya melanjutkan perantauan ke Jepang untuk mendapatkan gelar MBA di bidang keuangan di Niigata University pada 2002. 

BACA JUGA: Janner Purba Cerminan Dunia Peradilan di Tipikor?

Begitu lulus, Andy merintis karier di dunia keuangan, yaitu sebagai bankir.

“Enam tahun bekerja bersama angka dan jam kerja yang panjang membuat saya bosan. Akhirnya saya putuskan untuk merintis bisnis sendiri,” ujar Andy.

Ide untuk merintis usaha di bidang makanan dan minuman ini pun muncul secara tidak sengaja. “Semuanya berawal ketika suatu hari saya mencoba kue keju di Hokaido. Saya langsung jatuh cinta dan merasa cocok dengan kue ini,” katanya.

Kemudian, Andy pun merasa ingin berbagi dengan orang terdekatnya soal kue keju dari LeTAO tersebut. Dari sini, ia pun terpikir untuk mendapatkan lisensi dari toko kue itu dan membuka toko sendiri di Indonesia.

Andy mengaku, proses mendapatkan lisensi ini tidaklah mudah. Sebab, ketika awal pertama ia bertanya pada LeTAO apakah ada rencana untuk ekspansi ke Indonesia, prinsipal belum memberikan jawaban yang pasti.

Di sisi lain, Andy melihat adanya peluang besar di Indonesia. “Indonesia punya budaya oleh-oleh. Tentu bisnis oleh-oleh punya potensi besar. Saya terpikir untuk membuat toko oleh-oleh yang menyediakan kue keju ini. Apalagi, tampilan kemasan kue ini sangat bagus,” ungkap Andy.

Kemudian, sebuah joint venture (JV) antara Andy, Riko dan Shintaro pun tercipta. Riko lebih berperan dalam hal pemasaran, Andy lebih ke operasional dan pemasaran, dan Shintaro yang juga merupakan anak dari pendiri leTAO bertanggung jawab di bagian produksi.

“Di awal berdiri, prinsipal ingin semua kue diimpor langsung dari Jepang. Namun saya tidak, karena saya ingin ada transfer pengetahuan. Maka terbentuklah JV ini untuk transfer pengetahuan dari Jepang,” papar Andy.

Alhasil, dalam pembuatan kue keju ini, ada komponen yang memang asli dari Indonesia, misalnya untuk bahan cokelat, Andy menggunakan cokelat dari Tabanan, Bali. Selain itu, bahan lokal lainnya termasuk gula dan telur.

Toko kue yang diberi nama ‘DORÉ’ atau dalam bahasa Indonesia berarti emas ini resmi berdiri pada 2015. “Proses persiapan pembukaan toko ini yang lama. Kami butuh 8-9 bulan untuk melakukan riset pemasaran dan tes pasar hingga akhirnya membuka toko,” kata Andy.

Dari hasil riset tersebut, ternyata pasar tak melihat kue keju yang ia sajikan sebagai kue keju karena banyak yang menilai rasa kejunya tidak terlalu terasa. Akhirnya, Andy menggunakan nama fromage untuk kue kejunya.

Berlanjut ke bagian kedua untuk mengetahui bagaimana Andy belajar soal mengelola toko dan menyusun strategi masuk ke pasar. (bca/adv)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ohhh.... Ternyata Gara-gara Ini Bripka Seladi Jadi Pemulung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler