jpnn.com - ANDY Pangestu adalah orang yang begitu berani. Ya, dia keluar dari zona nyaman dari seorang bankir yang sudah berpengalaman lantas keluar untuk menjadi pengusaha kue keju Jepang.
Soal pengetahuan dasar mengelola toko, Andy belajar dari ayah Shintaro dan menyesuaikannya dengan kondisi di Indonesia.
BACA JUGA: Usai Dibebaskan, Jessica Bisa Langsung ke Luar Negeri?
Pelajaran ini mulai dari produksi stok, manajemen pemasok, manajemen karyawan hingga cara memotivasi karyawan.
Dapur yang memproduksi fromage terletak di kawasan Pondok Indah dengan total karyawan kurang lebih mencapai 40 orang, baik di bagian produksi maupun pemasaran. Andy juga mengatakan, jumlah karyawan selalu bertambah tiap pekannya.
BACA JUGA: Anggota Santoso Ditemukan Mengenaskan
Di dapur ini, Andy memproduksi kurang lebih 5.000 fromage yang disebut-sebut mampu bertahan selama 2 hingga 2,5 bulan bila disimpan dalam kondisi beku. Selain fromage, DORÉ by LeTAO juga memproduksi biskuit dan kue sponge yang lebih dikenal sebagai financier.
Untuk biskuit, dalam sebulan kapasitas produksi bisa mencapai 450 boks untuk tiga rasa. Dalam menjalankan bisnis ini, Andy memilih PT Bank Central Asia Tbk (BCA) sebagai mitra dalam menjalankan bisnisnya.
BACA JUGA: HEBOH: Mantan Kabareskrim Jadi Petani, Malah Kena Dibully
Andy mengaku, paling sering menggunakan fasilitas kartu kredit korporasi, KKB, KlikBCA Bisnis, Internet Banking, EDC hingga payroll karyawan dari BCA. “Layanannya bagus dan saya sangat puas,” ujarnya.
Strategi masuk pasar lokal
Meski memposisikan diri sebagai toko oleh-oleh, DORÉ by LeTAO bisa dibilang merupakan pemain baru di Indonesia. Apalagi, bila membicarakan kue keju, sudah banyak produsen atau merek lain yang lebih dahulu bermain.
Andy menggunakan medium internet dan toko fisik untuk memasarkan produknya. Hingga kini, sebanyak 30 persen pesanan berasal dari pesanan secara daring (online), dan sisa 70 persen berasal dari toko fisik.
Untuk layanan kirim, saat ini Andy punya satu mobil dan lima motor yang siap mengantarkan pesanan pada konsumen. Mengingat budaya minum teh sambil menikmati kue banyak dilakukan para ibu muda, Andy pun membidik pasar ibu muda. Selain itu, Andy juga akan memanfaatkan momen khusus untuk masuk ke pasar.
“Misalnya ada edisi untuk Valentine, Lebaran, Natal dan lainnya. Selain itu, kami juga terus melakukan inovasi dengan membuat varian baru selain mengikuti varian yang muncul sesuai empat musim dari prinsipal,” paparnya.
Tak hanya ibu muda, Andy juga kini berencana membidik perusahaan. Melalui strategi Business-to-Business (B2B), Andy bisa menawarkan bingkisan dari DORÉ by LeTAO baik untuk Natal maupun Lebaran dengan kemasan premium khas leTAO dan bisa dibuat sesuai pesanan.
“Ke depan, bila bisnis terus mengalami kemajuan seperti saat ini, saya ingin membuka pabrik sendiri,” pungkas pria berusia 35 tahun itu. (bca/adv)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ssttt... Papa Novanto Dikabarkan Tunjuk Dua Bekas Napi Jadi Pengurus Golkar
Redaktur : Tim Redaksi