Kisah Dramatis Bidan yang Sedang Hamil Tua, Meninggal setelah Tugas 2 Persalinan

Rabu, 25 November 2015 – 07:44 WIB
Ilustrasi. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - PONTIANAK - Cerita mengharukan datang dari pedalaman Kalimantan Barat, tepatnya di Kabupaten Landak. Seorang bidan bernama Anik Setya Indah meninggal dalam tugasnya.

Indah, demikian dia disapa, mengembuskan napas setelah nyawanya tak bisa tertolong lagi oleh tenaga medis di RSUD Landak. Tragisnya, Indah yang sedang hamil tua itu meninggal setelah menolong dua pasiennya melahirkan.

BACA JUGA: Sebelum Tewas Terpanggang Bocah Itu Berdandan Sangat Cantik, Lalu Bilang Mau Tidur

Ceritanya, bidan yang sedang hamil delapan bulan itu menerima panggilan persalinan ke rumah dua pasien sekaligus. Daerah menuju lokasi pasien jauh dengan medan yang sulit. Rumah pasien memang berada di pedalaman. 

Sempat dilarang sang suami, Mulyoto, karena kondisi sedang hamil tua, Indah menolak dan tetap saja berangkat. Dia merasa terpanggil untuk menolong persalinan pasien tersebut. 

BACA JUGA: Pengungsi Kehabisan Beras, Adanya Raskin Berkutu

Akhirnya, selama seharian, Indah berhasil membantu proses persalinan dua pasien dengan selamat. Indah pun kemudian pulang ke rumah setelah memastikan pasien dan bayinya dalam kondisi baik. 

Sesampai di rumah, Indah merasakan sakit pada perutnya. Indah mengira dirinya akan melahirkan. 

BACA JUGA: Tarif PSK SMP hanya Rp 10 Ribu, Tapi Ada Pelanggan yang Cuma Bayar Rp 5 Ribu

Melihat kondisi Indah, sang suami berniat membawanya ke rumah sakit di Pontianak. Namun, jaraknya jauh karena membutuhkan empat jam perjalanan. Mulyoto berpikir, kalau Indah dibawa ke Pontianak, dikhawatirkan terjadi apa-apa di jalan. 

Akhirnya, Indah dibawa ke rumah sakit terdekat, RSUD Landak. Dia sampai di rumah sakit sekitar pukul 19.00 Kamis (19/11). Setelah diperiksa dengan USG, ternyata bayi dalam kandungan sudah tak tertolong. 

Indah tetap berbesar hati dan sempat bicara dengan suaminya, ''Tidak apa-apa, belum rezeki punya anak.''

Namun beberapa menit kemudian, terjadi kontraksi perut yang amat sangat. Dr Susi Herawati SpOG, dokter yang menangani bidan Indah, menyarankan untuk dilakukan operasi. 

Tetapi akhirnya Indah tak bisa tertolong lagi. Susi merasa sedih tak bisa membantu rekannya. ''Ini membuat saya trenyuh. Kami satu profesi,'' ujarnya.

Dia begitu takjub melihat perjuangan Indah yang rela menolong orang meski dalam kondisi yang sebenarnya tidak memungkinkan. ''Dia mengorbankan dirinya untuk menolong orang lain,'' ucapnya. (her/JPG/c17/diq) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Astaga... Tarif PSK SMP di Jateng hanya Rp 10 Ribu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler