jpnn.com -
PESERTA yang lolos seleksi awal penulisan cerpen antikorupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikarantina. Apa tujuannya?
BACA JUGA: Kisah Guru Juara Cerpen Antikorupsi KPK: Nulis Buat Anak, Eh Menang
RADAR MALANG - JAWA POS NATIONAL NETWORK
Karantina tersebut bertujuan untuk diberi pembekalan terkait dengan pengembangan kapasitas para guru yang memiliki kemampuan kreatif, dalam menulis karya ilmiah tentang anti korupsi.
BACA JUGA: Hai Habib Rizieq, Dengarkan Nasehat Bupati yang Kau Tuding Kawini Nyi Roro Kidul Ini
“Banga sekali, hasil cerpen saya dipublikasikan di Indonesia, apalagi saat menjalani karantina banyak materi tentang karya tulis yang dipandu oleh pemateri handal dari Gol A Gong yakni Beng Rahardian, Iman Soleh,” kata istri Dosen Teknik Sipil Universitas Negeri Malang, M. Sulton ini.
(BACA: Kisah Guru Juara Cerpen Antikorupsi KPK: Nulis Buat Anak, Eh Menang)
BACA JUGA: Ini Alasan Lengkap Kenapa Habib Rizieq Tuding Bupati Kawini Nyi Roro Kidul
Selama karantina, ia menceritakan banyak ilmu yang didapat dari Teacher Supercamp, di antaranya meteri tentang penulisan karya ilmiah dengan baik dan benar, pemahaman kata dalam bahasa. Materi ini khusus bahannya ajarnya dari tema antikorupsi.
“Banyak pengalaman dan lebih tahu tentang menulis cerpen dengan mengusung tema antikorupsi. Meskipun banyak kesulitan, tapi saya optmis bisa belajar memahami dalam menulis karya ilmiah tersebut,” tuturnya.
Selama di karantina, saya mendapatkan pengalaman bertemu dengan guru penulis karya ilmiah se-Indonesia, sering bertukar pendapat, tentang kesulitan dalam menulis karya ilmiah. Acara di dalam karantina setiap malam, para peserta mempresentasikan dan meneriakkan hasil karya tulisnya di depan juri Gol A Gong.
“Ketika saya tapil, saya mempresentasikan hasil karya cerpen yang berjudul Panasea, yang menceritakan tentang setiap ada kesulitan pasti ada jalan keluar. Selesai saya baca banyak penonton dan juri yang mendukung. Akhirnya cerpen berjudul Panasea di abadikan, diaplikasikan serta diterima Gol A Gongdan KPK,” papar dia panjang lebar.
Dari kemampuan menulis cerpen tersebut membawanya, untuk menjadi juara guru menulis anti korupsi 2015 dalam kategori Guru SMA Sederajat d Indonesia. Tak hanya itu, dari pengalaman di karantina Teacher Supercamp, ia menerapkan dan mengaplikasikan kepada siswanya di SMAN 1 Kota Batu.
“Banyak pengalaman buat apa kalau tidak disalurkan, saya mempunyai prinsip hasil karya saya harus saya aplikasikan kepada orag lain, agar bermanfaat. Ia menerapkan di sekolah menulis cerpen dengan memakai program pasar bahasa untuk karya tulisnya,” tegasnya.
Disamping itu, ia sudah menerbitkan 3 Novel solo hasil karyanya sendiri di toko Gramedia yang tersebar di Indonesia, novelnya berjudul ‘Seputih Cinta Hawna, Syafir Cinta, dan Menantu Untuk Ibu’.
“Dalam waktu dekat ini, saya juga akan menerbitkan novel terbaru, semua proses sudah selesai tinggal, menunggu lounchingnya saja,” pungkasnya. (mg12/jpg/jon/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Desa Syariah, Ketua MES Bali Minta Maaf
Redaktur : Tim Redaksi