jpnn.com, PALU - Kisah heroik Anthonius Gunawan Agung muncul di tengah duka musibah gempa dan tsunami di Palu Sulawesi Tengah.
Petugas Air Traffic Controller (ATC) AirNav Indonesia Cabang Palu itu meninggal setelah menunaikan tugas memandu pesawat Batik Air yang tengah lepas landas dari Palu menuju Makassar.
BACA JUGA: Relawan Gempa dan Tsunami Palu Disarankan Punya Pengalaman
Batik Air bernomor ID6231 itu seharusnya terbang dari Bandara Mutiara Sis Al Jufrie, Palu, Jumat (28/9) pukul 17.55 Wita ke Makassar. Namun, sang pilot Captain Ricosetta Mafella meminta dipercepat menjadi 17.52 Wita.
Tidak ada firasat apa pun. Mafella hanya merasa sudah sangat siap take off. Petugas menara bandara pun mengizinkan. Ternyata, beberapa saat setelah lepas landas, bencana itu datang. Gempa disusul tsunami.
BACA JUGA: Hormat Saya untuk Anthonius Gunawan Agung
Mafella sempat mengabadikan keanehan di laut Palu, dari atas ketinggian 2.000-3.000 kaki. Menara bandara tak bisa dihubungi. Ternyata, bangunan tower sudah hancur karena guncangan 7,4 skala richter.
Nah, Anthonius Gunawan Agung menjadi korban meninggal. Sebelumnya, dia tetap bertahan di tower ATC hingga Batik Air yang dipiloti Mafella itu lepas landas.
BACA JUGA: AirNav Indonesia Naikkan Pangkat Almarhum Agung Dua Tingkat
Manajer Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait menyatakan, "Saat gempa terjadi, beliau telah memberikan clearing kepada Batik Air untuk lepas landas dan menunggu pesawat tersebut airbrone dengan selamat sebelum akhirnya meninggalkan cabin tower ATC," katanya. (*/fo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kirana Larasati: Pengorbananmu Akan Dikenang Selamanya
Redaktur & Reporter : Adek