jpnn.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia merupakan sosok menteri kabinet Indonesia Maju berasal dari Papua yang memiliki kisah cukup unik dan inspiratif.
Bahlil mengaku perjalanan hidupnya penuh perjuangan saat masih sekolah di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
BACA JUGA: Pengusaha Sambut Baik Arahan Menteri Bahlil Menggandeng UMKM Demi Pemerataan Ekonomi
Untuk bisa melanjutkan pendidikan, menurut Bahlil, dirinya tidak malu untuk berjualan kue dan menjadi sopir angkot saat masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
”Kebetulan saya dari keluarga yang ekonominya enggak bagus-bagus banget gitu. Jadi, saya sejak kecil sudah biasa bekerja, berjualan kue,” ujar Bahlil saat menjadi bintang tamu pada acara Podcast di kanal YouTube Sekretariat Kabinet RI, Selasa (25/4/2023).
BACA JUGA: Menteri Bahlil: Pak Erick Thohir Pemimpin yang Luar Biasa
Lebih lanjut, Bahlil menuturkan saat di bangku SMP, dirinya menjadi kondektur angkot dan sopir angkot.
”Penumpangnya adalah teman-teman sekolah saya,” kata Bahlil.
BACA JUGA: Ekonom Puji Komitmen Bahlil Soal Hilirisasi, Tak Gentar Lawan Uni Eropa
Bahlil mengaku lebih banyak menghabiskan waktu di Papua pada masa remaja termasuk menempuh pendidikan di wilayah paling timur Indonesia itu.
Saat menjadi mahasiswa, Bahlil dikenal sebagai aktivis dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang membawanya menjadi ketua senat mahasiswa.
”Kemudian saya kuliah di Jayapura. Jadi, aktivis. Saya pernah jadi ketua senat. Pernah mengikuti bagian (gerakan) dalam reformasi. Juga pernah di asrama,” paparnya.
Menurut Bahlil, dirinya tidak pernah bermimpi menjadi seorang menteri. Pasalnya, dia merasa kurang pantas untuk menjadi pembantu seorang presiden.
”Saya enggak pernah bermimpi atau tidak pernah terpikir untuk jadi menteri, karena saya harus tahu diri, dong. Jadi, orang itu harus tahu diri. Tahu ukuran baju. Saya sekolahnya enggak pernah di luar negeri. Dalam persepsi saya, BKPM itu adalah promosi investasi di luar negeri. Jadi, saya enggak tahu, pergaulan luar negeri saya pun enggak bagus waktu itu,” kata Bahlil.
Namun, Presiden Jokowi mempercayai Bahlil mengurus hal yang menyangkut masalah investasi, yaitu segera membenahi investasi di Indonesia agar dapat berjalan lancar.
”Itu tantangan bagi saya. Namun, saya ingin ketika diberikan amanah untuk mengurus negara harus betul-betul dengan hati yang baik,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Bahlil menceriterakan pengalamannya setelah enam hari dilantik menjadi Menteri BKPM.
Menurut Bahlil, dirinya berkesempatan menghadap Presiden Jokowi dan menerima mandat guna mengurai problematika di sektor investasi.
Bahlil mengatakan Presiden Jokowi menekankan lima hal terkait investasi. Di antaranya investasi harus inklusif dan berkualitas.
Menurut Bahlil, ciri investasi yang inklusif dan berkualitas adalah tidak hanya terpusat di Pulau Jawa, tetapi investasi itu harus membangun Indonesia sentris.
Selain itu, menurut Bahlil, Presiden Jokowi memerintahkan agar investasi yang masuk ke Indonesia dapat menciptakan kawasan ekonomi baru.
”Ekonomi jangan dikuasai oleh satu kelompok tertentu, tetapi harus merata,” ujar Bahlil menirukan perintah Presiden Jokowi.
Menurut Bahlil, Presiden juga menekankan tidak hanya mengurus investasi yang jombo, tetapi tetap memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan dari UMKM sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia.
Lebih lanjut, Bahlil mengatakan Presiden Jokowi secara tegas mengingatkan untuk membuat gebrakan dan inovasi guna menyelesaikan investasi yang macet atau mangkrak.
Kemudian, kata Bahlil, Presiden Jokowi memintanya untuk menyelesaikan persoalan perizinan yang lambat termasuk mendorong kolaborasi antara pengusaha besar dan UMKM.
Setelah mendapat perintah dari Presiden Jokowi, Bahlil bergerak cepat menemui para pengusaha. Dia menanyakan apa kendala dan mencari solusi agar investasi kembali berjalan.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari