Kisah Komplotan Perampas yang Menjadikan Istri sebagai Umpan

Jumat, 28 April 2017 – 22:31 WIB
AJAK KEPONAKAN: Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Shinto Silitonga (kiri) memperlihatkan komplotan perampas dari kiri; Eko dan Faqih serta helm yang digunakan memukul korban. Foto Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com, SURABAYA - Komplotan perampasan dalam menjalankan aksinya berubah. Demi menaklukkan korbannya, istri pun dijadikan umpan.

Seperti yang dilakukan M Eko Wiatmoko,38. Jalan Simo Sidomulyo, Surabaya, Jawa Timur juga mengumpankan SA, 35, istrinya.

BACA JUGA: Iwan Tusuk Petugas Pegadaian Demi Rebut Kembali Motor

Untuk memuluskan aksinya, Eko juga mengajak dua keponakannya. Alhasil, tersangka Eko berhasil ditangkap setelah melakukan aksinya di perempatan lampu merah di Jalan Kalibutuh, Surabaya pada Minggu (23/4).

Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Shinto Silitonga menjelaskan dua keponakan yang direkrut M Eko adalah Fakih Yuda Setio,21, warga Jalan Blambangan Tambak Sawah dan GYS,17, warga Perum Griyo Mapan Sentosa Waru, Sidoarjo.

BACA JUGA: Uang Jajan Kurang, Dua ABG Pilih Rampas HP

"Mereka biasa beraksi bersama dengan mengendari dua sepeda motor. Komplotan ini diotaki oleh tersangka Eko," ungkap AKBP Shinto, Rabu (26/4).

Menurut Shinto dalam melakukan aksinya Eko meminta istrinya untuk menggoda korban yang berkunjung di Kafe Makassar Jalan Kapasan. Kebetulan SA adalah seorang sales promotion gilrs (SPG) bir di sana. Setelah berhasil menggoda korban, SA lantas menghubungi suaminya Eko untuk menjemputnya.

BACA JUGA: Berkenalan di Facebook, Merayu untuk Bertemu, Lalu...

"Eko pun mengajak dua keponakannya Fakih dan GYS untuk menjemput SA ke kafe. Namun meski dijemput, Eko tidak mau membonceng SA melainkan istrinya diminta untuk berkendara sendiri," lanjut Shinto.

Setelah itu, SA pun diminta untuk berkendara di depan, kemudian dibuntuti oleh Eko yang berboncengan tiga bersama dua keponakannya. Mengetahui SA berkendara sendirian, korban yang sebelumnya sempat digoda SA lantas mencoba menemaninya. Hal inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh tersangka Eko untuk melakukan aksinya.

"Oleh tersangka, korban dituduh menggoda istrinya. Setelah itu, korban dihentikan dan dipukuli oleh tersangka Eko dan Faqih, sedangkan GYS hanya menunggu di atas motor. Selain dipukul dengan tangan kosong, korban juga dihantam dengan menggunakan helm hingga membuat korban mengalami luka robek di wajahnya," terang mantan kasat reskrim Polres Tangerang ini.

Alumnus Akpol tahun 1999 ini mengatakan setelah korban tidak berdaya, mereka merampas harta milik korban, yakni dua unit handphone. Tidak hanya itu, tersangka sempat akan merampas motor korban. Hanya saja aksinya berhasil digagalkan setelah aksinya kepergok oleh Tim Anti Bandit Satreskrim Polrestabes Surabaya.

"Saat akan ditangkap, tersangka berusaha melarikan diri hingga akhirnya kami terpaksa menindak tegas dan terukur dengan melumpuhkan kaki tersangka dengan timah panas," tandasnya.

Shinto menjelaskan pihaknya akan mendalami keterlibatan SA dalam kasus yang diotaki oleh suaminya itu. Sebab awalnya polisi menduga jika kasus ini murni perampasan dengan menggunakan kekerasan. Namun belakangan, polisi mengetahui jika SA juga ikut terlibat. "Kami masih dalami bagaimana sebenarnya peran istri tersangka Eko, SA dalam modus ini," jelasnya.

Kepada polisi, Eko mengaku baru pertamakali melakukan aksinya. Namun, dia membantah jika istrinya ikut terlibat. Sebab menurut Eko, aksi kekerasan dan perampasan yang dia lakukan lantaran ia tidak terima jika istrinya digoda. "Awalnya hanya ingin memukul saja, tapi belakangan timbul niat untuk melakukan perampasan," ungkap bapak tiga anak ini.

Sementara Faqih mengaku tidak tahu dengan modus yang dilakukan Eko. Saat ini dia hanya terprovokasi oleh Eko yang mengaku istrinya telah digoda oleh korban. "Saya tidak tahu, saya hanya ikut memukul saja," ujar Faqih.(yuanabadi/no)


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler