Kisah Man of The Year yang Sebenarnya (2-Habis)

Tsunami Akhir Tahun dari Gedung Lipstik

Kamis, 01 Januari 2009 – 06:00 WIB
TAHUN baru ini babak baru pula bagi Bernard Lawrence "Bernie" MadoffKonglomerat yang dituduh sebagai "penipu perorangan terbesar dalam sejarah manusia" itu segera diadili

BACA JUGA: Kisah Man of The Year yang Sebenarnya (1)

Di sinilah akan terbuka lebih lebar apa yang sebenarnya terjadi dengan model bisnis Ponzi-nya itu.

Juga seberapa besar kelas penipuan yang dituduhkan kepadanya, yang sampai USD 50 miliar atau sekitar Rp 600 triliun itu
Termasuk kita akan tahu berapa skala Richter gempa bumi yang dia buat itu

BACA JUGA: Empat Contoh Pilihan setelah Krisis

Bagaimana tokoh-tokoh terkemuka Yahudi sekelas Carl J
Shapiro, konglomerat Hollywood Jeffrey Katzenberg, sutradara terbaik dunia Steven Spielberg, gubernur New York (saat itu) Eliot Spitzer, dan ribuan tokoh lain bisa teperdaya

BACA JUGA: Membayangkan Hidup setelah Krisis

Juga bagaimana sebenarnya kerja akuntan yang memeriksa perusahaan Bernie itu.

Orang juga segera tahu, mengapa broker kelas dunia seperti Thierry de la Villehuchet sampai bunuh diriSeberapa besar sebenarnya dana yang lenyap di tangan Bernie sehingga dia tidak bisa menanggung beban batinnyaMaklum, dana itu milik orang-orang superkaya di Prancis yang dipercayakan kepadanyaSalah satunya dana milik Liliane Bettencourt, seorang wanita berumur 86 tahun yang juga dikenal sebagai orang terkaya nomor 17 di duniaLiliane juga dikenal sebagai anak pendiri dan pemilik industri kosmetik L'Oreal.

Demikian juga bagaimana sebenarnya peran akuntanAkuntan memang akan menjadi tokoh sentral di persidangan minggu depanMenurut laporan polisi, perusahaan Bernie selalu diaudit oleh Friehling@HorowitzDi bawah laporan keuangan itu, sebagaimana waktu tutup buku 31 Oktober 2006, ada nama dan tanda tangan David FriehlerTapi, tidak bisa terungkap lebih jauh karena Friehler tutup mulut rapat-rapat kepada pers.

Kemutlakan sistem kapitalisme kembali dapat pelajaranLima tahun lalu, Amerika Serikat baru saja belajar bagaimana mengawasi akuntanYakni setelah terbongkar mega-skandal secara beruntun: Enron dan WorldcomSejak 2003 itu salah satu praktik prinsip kapitalisme "bisnis mengawasi dirinya sendiri", harus dikoreksiSejak saat itu kantor akuntan harus menjalani pemeriksaan otoritas moneterYakni, melihat apakah kantor akuntan itu masih menjalankan praktik akuntansi yang baik atau tidakSebelumnya, pemeriksaan itu juga ada, tapi oleh diri sendiriLalu terbongkar mega-skandal keuangan Enron dan Worldcom: akuntan ternyata justru jadi bagian dari skandal itu.

Mengapa masih juga bobol dalam kasus Bernie?

Ceritanya lain lagiPeraturan di atas hanya untuk akuntan publikPadahal, di AS, sebagaimana juga di banyak negara, termasuk Indonesia, banyak juga akuntan nonpublikUntuk jenis ini, pemeriksaan (peer review) masih tetap dilakukan hanya oleh organisasi profesi mereka.

Lalu, apa kata organisasi akuntan nonpublik itu terhadap Friehling? Ternyata sangat mengejutkanSudah 15 tahun lamanya Friehling@Horowitz tidak mengikuti peer reviewDan, yang berlaku seperti Friehling ini ternyata banyakDari 350.000 anggotanya, hanya 33.000 yang masih mengikuti peer reviewJadi? Ya yalahTerjadilah semua itu.

Negara bagian New York, salah satu dari enam negara bagian yang memang tidak memiliki aturan untuk akuntan nonpublik itu, ikut kelabakanPemerintah New York buru-buru merencanakan untuk segera membuat peraturan di bidang ituMaka, di masa depan, kasus Enron, Worldcom, dan Bernie tidak akan terulang -hopefully.

Sebagai perusahaan yang sangat efisien (baca: kikir), tentu Bernie tidak perlu merekrut akuntan terkenalNama Friehling@Horowitz bukan nama besarKantornya pun di sebuah ruang 5 x 6 meter di pinggiran New YorkMenurut para tetangganya, sebagaimana dilaporkan media setempat, dia bekerja sendirianSetiap datang ke kantor selalu naik mobil Lexus RXNamun, rata-rata hanya 10 sampai 15 menit dia berada di kantorLalu pergi lagiYang membuat namanya agak dikenal justru karena dia aktif sebagai pengurus persatuan masyarakat Yahudi di Kabupaten Rockland, tempat tinggalnya.

Jarak kantornya dengan kantor Bernie sekitar 50 kilometerSebab, kantor Bernie berada di Manhattan, pusat kota New YorkTapi, kantor ini juga sangat efisien, terutama kalau dilihat dari skala usahanya yang mencapai Rp 600 triliunKaryawan dan staf yang bekerja di kantor itu hanya 24 orangPadahal, perusahaan ini menempati satu lantai, di lantai 17 dari sebuah gedung yang megah.

Gedung itu sendiri kini amat terkenalSemua media menampilkannyaJadilah gedung ini sama terkenalnya dengan BernieMaka kalau Anda di New York dan bertanya di mana kantor Bernie, semua orang tahu: di Gedung Lipstik.

Gedung Lipstik ini letaknya di Third Avenue, persis di seberang gedung pusat CitigroupBangunannya relatif baru untuk kota lama seperti New York (dibangun pada 1986) dan karena itu masih kelihatan kinclongLobinya setingi sembilan meter, sehingga meski hanya 34 lantai, tinggi keseluruhan gedung sampai 134 meterEksteriornya berupa kaca dan alukubon yang kalau terkena cahaya menjadi sangat cemerlangDi siang hari, bayangan gedung-gedung tinggi di sekitarnya terpantul di dindingnyaBentuk gedung ini memang menyerupai tabung lipstik dan penanda antarlantainya dipilihkan warna merah -merahnya lipstik.

Tentu Bernie hanya menyewa di gedung iniPemiliknya sendiri baru saja berpindah tanganTahun lalu, dua perusahaan dari Israel, Tao Tsuot dan Financial Levers, secara bersama-sama membeli Gedung Lipstik seharga USD 650 juta atau sekitar Rp 7,4 triliun: 8 persen dibayar tunai, sisanya dari pinjaman jangka pendek dan jangka panjang.

Kini lantai 17 gedung itu lebih sepi lagiKecuali di luarnya, tempat banyak wartawan sering bergerombol di situTapi, tanda-tanda bahwa perusahaan di lantai 17 itu sudah kekurangan darah terlihat sejak 2005Yakni, sejak pasar uang mulai ketatSejak itu sebenarnya Bernie sudah harus diinfus lebih seringLalu kian berat di tahun-tahun berikutnyaBangkrutnya Lehman Brothers dan Bear Stern September lalu membuat Bernie seperti orang yang berdiri di bibir jurangDalam posisi gawat seperti itu seseorang datang dan membentaknya dari belakang: Bernie pun jatuh ke jurang.

Orang itu sebenarnya tidak membentakDia hanya berteriak karena panikUang orang itu habis baru saja ditelan krisisDia panikDia ingin cepat-cepat mencairkan uangnya yang masih tersisaYakni, yang ada di BernieJumlahnya USD 7 miliar atau sekitar Rp 90 triliunDari sinilah ketahuan: uang itu sudah tidak ada jugaMaka skandal ini terbongkarDunia kagetTsunami akibat krisis belum hilang, sudah terjadi gempa susulanBernie angkat tangan.

Tsunami seperti harus terjadi di akhir tahunTsunami terbesar di Italia pada 1908 terjadi 28 Desember persis 100 tahun laluTsunami Aceh terjadi di sekitar tanggal ituDan tsunami New York juga tak jauh-jauh amat.

Tsunami Bernie ini juga menimpa orang-orang miskinDi puncak musim dingin seperti ini, orang-orang superkaya Yahudi biasa berkumpul di lapangan golf Palm Beach MiamiYakni, lapangan golf berikut pervilaan eksklusif untuk orang-orang terbatasMereka berlibur di situ, main golf di situ, dan mengumpulkan dana sosial di situ.

Karena itu, yayasan-yayasan masyarakat Yahudi biasa mengartikan akhir tahun juga sebagai datangnya panen rayaKali ini rezeki nomplok itu tidak ada lagiBahkan, banyak yayasan sosial yang harus mengumumkan menghentikan pengabdian mereka. (*)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiat Bernie, Padukan Bunga dan Romantisme


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler