Kisah Mengharukan: Berpisah 20 Tahun, Ibu dan Anak Palestina Bertemu di Mesir

Kamis, 05 Desember 2019 – 09:46 WIB
Seorang kerabat memeluk seorang warga Palestina anggota Hamas yang menghilang di Mesir dengan yang lain beberapa tahun lalu, setelah kedatangannya di Kota Gaza, Kamis (28/2). Foto :Reuters/Ibraheem Abu Mustafa/cfo

jpnn.com, GAZA - Wartawan Palestina Amjad Yaghi baru berusia sembilan tahun ketika sang ibu meninggalkan Jalur Gaza ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis.

Namun setelah berpisah selama 20 tahun, akhirnya mereka bertemu kembali pekan ini.

BACA JUGA: Indonesia Kecam Serangan Israel yang Menewaskan Warga Sipil Gaza

Setekah kepergiannya dari Gaza pada 1999, ibu Yaghi, Nevine Zouheir, tidak bisa kembali ke Gaza lantaran sakit tulang belakang yang diderita, yang mengharuskannya menjalankan operasi.

Meski telah berupaya 14 kali untuk melihatnya, Yaghi tidak bisa keluar dari Gaza karena kelompok Hamas mengambil kendali wilayah tersebut pada 2007 dan Israel dan juga Mesir memberlakukan blokade yang mencakup pembatasan perjalanan.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Surat Peringatan untuk Anies dan Jokowi vs Rocky Gerung

Yaghi diundang untuk menghadiri konferensi di luar negeri tetapi dia menerima izin perjalanan hanya setelah acara tersebut selesai, membuatnya tak memiliki alasan yang tepat untuk menyeberangi perbatasan.

Hingga akhirnya kini di Yaghi diberikan visa untuk memasuki Mesir melalui Jordania dan dia pun menuju apartemen ibunya di Kota Nile Delta, Benha pada Senin.

BACA JUGA: KPK Bakal Tempel Stempel Merah untuk Para Pemilik Mobil Mewah, Sudah Siap?

Saat sang ibu melihatnya dari balkon, dia pun meneriakkan nama putranya itu. Zouheir bergegas turun untuk memeluk anaknya dan mereka saling berpegangan erat melepas rindu.

"Begitu sulit, mengetahui kamu bisa meninggal tanpa mewujudkan impianmu, tanpa melihat keluargamu yakni ibumu," kata Yaghi, yang mengalami luka akibat konflik bersenjata dengan Israel pada 2009.

"Di setiap situasi, kamu membutuhkan seorang ibu. Memang, saya berusia 29 tahun. Tetapi asaya membutuhkan ibu di samping saya," katanya.

"Saya memiliki saudara yang semuanya hebat, tetapi seorang ibu penting di sebuah negara yang hidup di bawah pendudukan."

Terkait masalah keamanan, Israel menjaga ketat kontrol terhadap pergerakan warga Palestina di dalam dan di luar Jalur Gaza, yang dirampas oleh Israel dalam Perang Timur Tegah 1967.

Mesir hanya sesekali membuka perbatasan di kota Rafah untuk memperbolehkan orang-orang tertentu melintas, seperti pemegang paspor asing, pelajar dan mereka yang membutuhkan perawatan medis. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler