jpnn.com - Keseharian Putri selepas pulang sekolah adalah salat. Sorenya, berangkat ngaji dan pulang pukul 21.00 sendirian. Itu sudah menjadi rutinitas.
Ibunda Putri, Mustamilatusiasah mengatakan kegiatan keseharian yang dilakukan Putri adalah buah dari didikannya.
BACA JUGA: Kisah Menginspirasi, Anak Sopir Truk yang Melawan Kemiskinan (5)
“Yang saya tanamkan adalah salat jangan sampai bolong. Ngaji juga harus seperti sekolah yang nggak boleh ditinggalkan, supaya hidupnya seimbang antara akademik dan agamanya,” kata Mustamilatusiasah seperti yang dilansir Radar Semarang (Grup JPNN.com).
Pengalaman Isah -sapaan karib Mustamilatusiasah- saat mengantar Putri ke warnet juga diceritakan. Kondisi yang belum sehat setelah kemoterapi, beradu dengan suasana panas di dalam warnet, membuatnya nyeri dan dehidrasi.
BACA JUGA: Kisah Menginspirasi, Anak Sopir Truk yang Melawan Kemiskinan (4)
“Saya lemas sekali, sampai keluar masuk warnet. Kami juga lupa bawa minum. Saya sampai nggak kuat, tapi saya tahan-tahan terus sampai tugas anak saya selesai,” kisahnya. (isk/awa/jpnn)
BACA JUGA: UN Online, Sekolah Dibikin Bingung Perubahan Teknis Pustekkom
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Menginspirasi, Anak Sopir Truk yang Melawan Kemiskinan (3)
Redaktur : Tim Redaksi