Kisah Pak Guru Apen, Menciptakan Sirup Penambah Imunitas Tubuh dari Olahan Jahe dan Lemon

Sabtu, 26 Februari 2022 – 10:00 WIB
Apen menunjukkan sirup jahe lemon yang diproduksinya. ANTARA Jatim/ Asmaul

jpnn.com, KEDIRI - Seorang guru yang juga warga Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, bernama Apen menunjukkan kreativitasnya. 

Pak Guru Apen membuat olahan sirup jahe lemon yang diklaim dapat menambah imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19. 

BACA JUGA: Jaga Imunitas dengan Pola Tidur Sehat, Ini 4 Kiatnya

Sirup yang dibuatnya menggunakan bahan alami, seperti jahe gajah, jahe merah yang diolah dengan tambahan buah lemon. 

Apen mengatakan usaha membuat sirup itu baru ditekuninya beberapa waktu terakhir di masa pandemi Covid-19 ini.

BACA JUGA: Meski Sudah Divaksin, Imunitas Tubuh Tetap Harus Dijaga

Ternyata, produksinya banyak diminati masyarakat.

Pasalnya, kandungan jahe dan lemon yang diolah menjadi sirup praktis menjadi minuman penambah imunitas tubuh di tengah pandemi Covid-19. 

BACA JUGA: Bentuk Kepedulian Bupati, 1.491 Guru Honorer di Pamekasan Dapat Honor Tambahan

“Beberapa orang takut mengonsumsi lemon karena (mereka) memiliki penyakit asam lambung, tetapi kami sudah mencari informasi dari dokter bahwa kandungan vitamin C pada lemon tidak akan memperparah kadar asam lambung seseorang,” katanya, Jumat (25/2). 

Apen menjelaskan untuk membuat sirup ini, dia terlebih dahulu mengolah jahe.

Awalnya, jahe dibersihkan lalu diiris kecil-kecil dan dikeringkan. 

Setelah itu, baru diolah ditambah dengan air perasan lemon. 

Menurutnya, dari satu kilogram jahe yang diolah, bisa menghasilkan tujuh botol sirup ukuran 350 mililiter.

Selain itu, sisa olahan juga bisa dibuat manisan jahe dan dapat dijual. 

Untuk sirup jahe, dijual seharga Rp 30 ribu per botol.

Manisan jahe dijual Rp 15 ribu per kemasan.

Pak Guru Apen mengaku bersyukur usaha yang digelutinya ini membuahkan hasil.

Dulu, dirinya ikut pelatihan kewirausahaan selama dua tahun secara daring. 

Kini, usahanya berkembang. 

Penjualan hingga ke luar pulau, di antaranya, Pulau Kalimantan.

Di cuaca yang hujan seperti saat ini, Apen mengaku ada kendala yang dihadapi. 

Pengeringan rempah-rempah membutuhkan waktu yang lebih lama, antara 6-8 jam. 

Kondisi ini berbeda saat kemarau yang relatif lebih singkat.

Untuk itu, Apen saat ini berusaha mengumpulkan modal membeli alat pengering. 

Dia berharap ada program dari pemerintah daerah membantu UMKM kecil seperti dirinya, untuk mempunyai pengering atau dehydrator sehingga rempah-rempah bisa lebih cepat kering.

"Kalau saat penghujan memang berpacu dengan waktu, karena sinar matahari tidak selalu panas di daerah saya. Kadang-kadang mendung dan tiba-tiba hujan,” katanya. 

“Kami tentunya berharap jika ada program bantuan untuk UMKM, bisa diberikan dehydrator, jadinya rempah-rempah cepat kering dan bisa diolah menjadi sirup," harap Apen.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri Tutik Puwaningsih mengatakan pihaknya tetap mendukung UMKM di wilayah itu untuk terus kreatif membuat usaha.

Pihaknya juga berharap pemilik UMKM melengkapi izin serta memenuhi standar usaha. 

Dinas Perdagangan Kabupaten Kediri juga mengadakan sosialisasi dan pelatihan standarisasi mutu produk IKM Kabupaten Kediri.

"Kami sering ada kegiatan sosialisasi dan pelatihan. Kami juga berharap, pemilik UMKM mengurus perizinan sehingga memudahkan ke depannya," kata Tutik. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
pak guru   guru   imunitas tubuh   minuman   Jahe   lemon   Air Sirup  

Terpopuler