Kisah Panda Nababan Diminta Luhut Bantu Prabowo Bebaskan Hashim dari Rutan Salemba

Sabtu, 19 November 2022 – 17:14 WIB
Politiku senior PDIP Panda Nababan saat menjadi tamu pada diskusi siniar Total Politik yang ditayangkan di YouTube. Foto: YouTube/Total Politik

jpnn.com, JAKARTA - Politikus senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Panda Nababan menceritakan pengalamannya pernah menolong Prabowo Subianto membebaskan pengusaha Hashim Djojohadikusumo dari tahanan kejaksaan.

Menurut Panda, peristiwa itu terjadi pada 2003, saat adik kandung Prabowo tersebut menjadi tahanan kejaksaan karena berstatus tersangka penyalahgunaan ketentuan batas maksimum pemberian kredit (BMPK) Bank Industri.

BACA JUGA: Catat, Hashim Tegaskan Prabowo Tak Berbisnis dengan Yahudi

Hadir sebagai tamu diskusi siniar Total Politik yang ditayangkan di YouTube baru-baru ini, mantan wartawan itu menuturkan awalnya Luhut Binsar Pandjaitan menghubunginya.

"Panda, Prabowo minta tolong, adiknya ditahan di Salemba. Kau bantulah biar bisa keluar," ucap tokoh pemilik nama panjang Pandapotan Maruli Asi Nababan itu menirukan permintaan Luhut.

BACA JUGA: Dokumen Rahasia Sebut Prabowo Punya Pacar di Thailand

Saat itu, Panda yang juga berstatus anggota Komisi II DPR tersebut mengaku tidak mengenal Prabowo.

Namun, Luhut meyakinkan Panda bahwa Prabowo akan menemui ayah Putra Nababan itu.

BACA JUGA: Analisis Opung Panda soal Cara Jokowi Berpolitik: Tak Terduga & Menikmati Permainan

Walakhir, Prabowo dan Panda bertemu di Hotel Mandarin Oriental di Jakarta Pusat sekitar pukul 15.00 atau 16.00 WIB.

Begitu bertemu, Panda justru meminta konfirmasi kepada Prabowo soal hubungan mantan Danjen Kopassus itu dengan Luhut.

"Aku dengar kalian berdua enggak baikan," kata Panda mengulangi pernyataannya kepada Prabowo.

Namun, kala itu Prabowo menjawab hubungannya dengan Luhut baik-baik saja.

Panda yang ragu dengan jawaban itu langsung meminta Prabowo menelepon Luhut.

Seketika Prabowo menghubungi Luhut dan mengaku sedang bersama Panda.

Selanjutnya, Prabowo menyerahkan teleponnya kepada Panda. Menurut Panda, dirinya saat itu bercakap menggunakan gaya formal saat berbicara via telepon dengan Luhut.

Panda pun memanggil mantan tentara itu dengan panggilan Pak Luhut.

Panda juga bertanya kepada Luhut soal hubungan mantan Dubes RI untuk Singapura itu dengan Prabowo.

Luhut langsung menjawab menggunakan bahasa Batak. "Jangan begitulah kau, kalau bantu, bantulah," ucap Panda menirukan perkataan Luhut.

Panda kemudian bertanya kepada Prabowo soal mengapa Hashim harus dilepaskan dari tahanan kejaksaan.

Menurut Panda, saat itu Prabowo menyodorkan berbagai macam alasan, salah satunya mengkhawatitkan keselamatan Hashim di tahanan.

"Dia baru masuk Kristen. Dia suka bikin doa-doa di penjara, bikin penginjilan-penginjilan. Nanti orang tersinggung bisa ditikam dia," kata Panda menirukan jawaban Prabowo.

Panda pun bersedia membantu Prabowo. Syahdan, politikus penyuka gaya kasual itu menanyakan pengacara yang mendampingi Hashim dalam proses hukum.Ternyata komisaris utama Bank Industri itu telah menunjuk Hotman Paris Hutapea sebagai pengacaranya.

Akhirnya Prabowo memanggil Hotman untuk ikut dalam pertemuan bersama Panda di Hotel Mandarin.

Panda langsung meminta Hotman menyiapkan surat permohonan kepada Jaksa Agung waktu itu, MA Rachman, untuk menangguhkan penahanan Hashim.

Pada malam di hari yang sama, Hotman mengantar surat permohonan itu ke rumah Panda.

"Besoknya saya ketemu Jaksa Agung," kata Panda.

Mantan wartawan hukum itu memang dekat dengan MA Rachman. Selanjutnya, Jaksa Agung di pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri itu meminta Panda menjadi penjamin bagi penangguhan penahanan untuk Hasim.

"Ya, sudah (Hasim) keluar (dari tahanan), enggak sampai 24 jam," tutur Panda.

Pemandu diskusi itu lantas menyahut dengan pernyataan kesimpulan bahwa keluarga Prabowo berutang budi kepada Panda.

Namun, Panda menepis itu. "Ah, enggak ada utang budi. Friend-friend (perkawanan, red) saja," tutur Panda.

Keesokan harinya, Panda didatangi Prabowo dan Hashim. Dua putra begawan ekonomi Soemitro Djojohadikoesoemo itu membawa sesuatu untuk Panda.

"Besoknya, datanglah Prabowo dan Hashim bilang terima kasih. Biasalah, bawa sesuatu," kata Panda.

Namun, saat itu Panda langsung menolak pemberian dari Prabowo dan Hashim. Dia meminta pemberian itu diserahkan kepada Luhut saja.

"Kasus ini aku tahu dari Luhut. Biar Luhut yang kasih ke aku," kata Panda.

Hashim dan Prabowo pun memenuhi permintaan Panda. Namun, Luhut justru menelpon Panda.

"Hebat kau, Pan. Kau enggak mau uang atau bagaimana?" kata Panda menirukan pertanyaan Luhut.

Panda pun menyahut. "Lho, bukan. Tata kramanya. Dunia preman begitu. Aku kan enggak kenal mereka berdua (Prabodo dan Hashim, red)," kata Panda menirukan jawabannya kepada Luhut.(JPNN.com)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler