Kisah Partarungan Hebat Dua Kesatria Saat Bertemu Sang Putri

Kamis, 05 Mei 2016 – 20:10 WIB
Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) MPR RI, A. Dimyati Natakusumah saat membuka acara pagelaran wayang golek di halaman Kantor Kecamatan Setu, Jalan Serpong-Puspitek Kota Tangsel, Rabu (4/5) malam. FOTO: Humas MPR RI

jpnn.com - TANGERANG – Dalang Apep AS Hudaya dari Bandung menghibur masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dalam sebuah pagelaran Wayang Golek. Pagelaran wayang dengan lakon “Putri Kaniswara” itu berlangsung di halaman Kantor Kecamatan Setu, Jalan Serpong-Puspitek Kota Tangsel, Rabu (4/5) malam.

Pagelaran ini dalam rangka sosialisasi empat pilar MPR RI (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika).

BACA JUGA: Yusril Menulis Puisi, Nih Kalau Mau Baca

“Tujuan pagelaran ini untuk menghibur orang Tangsel, dan memberi sosialisasi Empat Pilar kepada masyarakat Tangsel,” kata Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) MPR RI, A. Dimyati Natakusumah saat membuka acara yang ditandai dengan penyerahan tokoh wayang kepada dalang Apep AS Hudaya.

Dalam kesempatan itu, Dimyati menjelaskan tentang Empat Pilar yang mencakup Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

BACA JUGA: SIMAK! Hasil Pantauan Lalu Lintas dari Helikopter

“Kalau kita memahami Empat Pilar hidup kita menjadi sehat, jadi soleh dan solehah serta sabar dalam menghadapi kehidupan. Lalu, memahami konstitusi hidup kita jadi tertib dan adil. Dan, Bhinneka Tunggal Ika, agar kita tetap menjaga persatuan dan kesatuan,” katanya.

Lakon Putri Kaniswara yang dipagelarkan pada dasarnya mengandung nilai-nilai kejujuran. Ini menceritakan tentang pertarungan dua ksatria untuk mendapat ilmu dari Sang Guru.

BACA JUGA: Kondisi Lalu Lintas Tol Cikampek Hingga Kamis Sore

Melalui sayembara, dua kesatria ini harus mengembara di hutan belantara, dan keduanya harus bertarung manakala menemukan wanita di tengah perjalanan. Pemenangnya adalah yang dapat mengawinkan perempuan tersebut.

Singkat cerita, kedua kesatria ini menemukan seorang wanita buruk rupa. Maka muncul sifat licik dari Suteja, ia berusaha untuk kalah dalam bertarung dengan cara memancing emosi Gatotkaca.

Sang Gatotkaca terpengaruh. Terjadilah pertarungan dan Gatotkaca adalah pemenangnya. Dan, Sang Guru yang tahu Suteja tidak jujur maka Gatotkaca berhak mendapatkan ilmu dari Sang Guru, dan kawin si buruk rupa yang tak lain adalah Putri Kaniswara yang menjelma menjadi si buruk rupa.

“Ini salah satu metode dari sekian banyak varian yang dilakukan oleh MPR dalam memasyarakatkan Empat Pilar,” kata Sekretaris Jenderal (Sesjen) MPR Ma'ruf Cahyono.

Tujuannya, menurut Ma'ruf Cahyono, agar pesan Empat Pilar yang disampaikan Ki Dalang sampai kepada masyarakat tidak hanya pada tataran pengetahuan, tapi juga sampai pada tataran pelaksanaan.

Oleh karena itu, dia berharap, melalui tontonan dan dengan kegembiraan nilai-nilai Empat Pilar sampai kepada masyarakat. “Wayang golek sebagai salah satu bentuk seni budaya, gampang dicerna dan sangat dekat dengan masyarakat,” katanya.

Pagelaran Wayang Golek di Tangsel ini dihadiri oleh beberapa anggota MPR RI. Selain  Achmad Dimyati, juga hadir Ahmad Subadri (Kelompok DPD di MPR), Vivi Sumantri Jayabaya (Fraksi Demokrat); Ali Taher (PAN) dan Sekda Kota Tangsel Muhammad.(Adv/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cak Imin Kaget Dengar Iuran Rp 1 Miliar Munaslub Golkar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler