jpnn.com - Lulus AKABRI, Zulkarnain awalnya bertekad bergabung dengan TNI Angkatan Udara (AU). Di matanya, AU memiliki wibawa tersendiri. Sayang, keinginan ini bertentangan dengan pandangan sang pembina.
Ia ditetapkan bergabung dengan Polri. ”Ya sudah, saya bergabung dengan kepolisian,” kata mantan Kepala Biro Pengawas Penyidikan Bareskrim Mabes Polri itu.
BACA JUGA: Tak Bersisa, Pabrik Plasik di Kawasan Industri Ludes Terbakar
Awal bergabung, Zulkarnain mengaku masih setengah hati menjadi anggota polisi. Ia baru benar-benar menemukan panggilan jiwanya di institusi berseragam cokelat itu setelah mengetahui dan memahami tugas seorang polisi yang sesungguhnya. Mengayomi, melindungi, dan melayani masyarakat, baginya merupakan tugas yang teramat mulia.
”Juga menegakkan hukum serta memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,” sambung ayah empat anak ini seperti dilansir Malut Post (Grup JPNN).
BACA JUGA: EDAN: Tarif Booking Naik, Pengunjung Malah Membeludak
Mengemban tugas mulia, Zulkarnain pun terpacu untuk menjalankan tugasnya sebaik mungkin. Setia, jujur, dan berani, menjadi prinsip hidup yang ia tanamkan dalam dirinya sendiri. Tak hanya di dalam negeri, bertugas di luar negeri pun telah beberapa kali ia rasakan.
Pria yang hobi bersepeda ini pernah menjadi anggota Pasukan Perdamaian Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan ditempatkan di Mozambik, Afrika Selatan di tahun 1995-1996. Ia juga pernah merasakan bertugas di Kroasia pada 1997-1998, serta mengikuti kursus singkat di Korea Selatan.
BACA JUGA: Unik, Cara Rumah Sakit Hilangkan Kesan Angker
“Bagi saya, polisi harus rahmatan lil alamin, dan bermanfaat bagi sesama maupun alam di sekitarnya,” tutur pria yang dipromosikan menjadi Kapolda Malut September 2015 itu.
Maluku Utara sendiri bukanlah daerah yang asing bagi Zulkarnain. Sebelum diangkat menjadi Kapolda, ia pernah bertugas sebagai Kapolres Ternate pada 2002 lalu. Sebagai Kapolda, tekad Zulkarnain adalah membasmi sistem percaloan dalam penerimaan anggota polisi. ‘Penyakit’ yang satu ini baginya amat mencoreng citra institusi.
“Yang ingin kami lakukan dalam waktu dekat adalah mewujudkan penerimaan calon anggota polisi secara gratis. Sebab seharusnya memang gratis, tanpa ada permainan calo di dalamnya,” tegasnya.
Selama menjadi pemimpin, pria murah senyum ini kerap mengingatkan bawahannya untuk selalu taat pada aturan. Ia sendiri berusaha untuk selalu setia terhadap profesi, jujur dalam bertugas serta berani mengambil resiko dan bertanggungjawab atas segala keputusan yang diambilnya. Zulkarnain juga dikenal amat dekat dengan awak media. Meski kerap disorot terkait kinerja institusinya, kritikan dan sorotan yang masuk selalu dijadikan petunjuk untuk berbenah.
”Media sebagai salah satu pilar demokrasi dapat menjadi jembatan antarinstitusi dan publik. Media juga merupakan pengontrol dari dinamika negara, jadi sinergi antarprofesi harus selalu dijaga,” tandasnya.(malut post/tr-04/kai/fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Pengembala Ternak Jadi Jenderal (1)
Redaktur : Tim Redaksi