Kisah Perjuangan Loper Koran yang Terlupakan di Masa Pandemi Corona, Tetap Semangat...

Rabu, 29 Juli 2020 – 21:14 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo saat bertemu seorang loper koran. Foto: dok pribadi.

jpnn.com, JAKARTA - Era disrupsi di mana masyarakat mengubah aktivitas dari dunia nyata ke dunia maya, berdampak sangat besar kepada industri media cetak.

Perkembangan teknologi informasi menggeser kebiasaan masyarakat mencari berita di media cetak ke online.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: FPI Sebut Pemerintah Gagal, Cuti PNS, Nasir Mempermalukan Demokrat dan AHY

Imbasnya pun terasa bagi para loper atau penjaja koran. Imron, salah satu penjaja koran di sekitar Taman Proklamasi Menteng, Jakarta Pusat, merasakan hal tersebut.

Imron telah menggeluti profesi sebagai penjaja koran selama 22 tahun, sejak 1978. Dia mengakui dagangannya semakin tersisih seiring dengan kemajuan teknologi informasi.

BACA JUGA: Catat! Ini 8 Klaster Berbahaya Rawan Penularan Covid-19

"Dulu Imron berjualan koran laku keras. Sekarang ambruk," ujar Bamsoet seperti dalam tayangan ‘Potret Kehidupan’ di kanal YouTube nya: Bamsoet Channel.

Kendati hidup semakin prihatin, tetapi Imron tidak menyerah pada keadaan. Setiap pagi usai salat subuh, dia berangkat ke Pasar Senin untuk mengambil koran.

BACA JUGA: Kisah Brian Handika, Honorer Menyambi Loper Koran, Menang Pilkades

Dia tak segan untuk berkeliling dari pagi hingga sore untuk menjajakan koran.

Namun, apa daya. Peminat koran tidak sebanyak dulu. Walaupun berkeliling seharian, Imron hanya mampu menjual rata-rata 25 eksemplar.

"Pelanggannya adalah para pengemudi Bajaj dan sopir Taxi," kata Bamsoet.

Imron yang memiliki empat anak ini mengaku dalam sehari hanya mampu memperoleh keuntungan rata-rata Rp 50.000. Koran yang tidak laku, dia kumpulkan untuk dijual kiloan.

Selama pandemi Covid-19, peminat koran tambah menurun. Meski begitu Imron yang tinggal di kawasan Matraman, Jakarta Timur ini tetap berkeliling menjajakan koran.

"Penjualan tak banyak. Orang pada takut memegang koran karena Covid-19," tutur Bamsoet.

Namun, Imron tetap bersyukur. Seberapa banyak hasil yang didapat adalah rezeki dari Allah SWT.

"Kunci utama dalam kehidupan adalah ikhlas dan bersyukur. Seperti Pak Imron ini. Sesusah apapun hidup, jika kita jalani dengan ikhlas dan syukur, pasti ada rezeki yang diberikan oleh Allah," pungkas Bamsoet. (jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler