Kisah Pesawat Tempur Hawk MK-53, Sudah 35 Tahun Mengabdi Kini Resmi Pensiun

Minggu, 23 Agustus 2015 – 06:32 WIB
Hawk MK-53 yang resmi pensiun. FOTO: Radar Jogja

jpnn.com - SLEMAN - Setelah mengarungi angkasa Indonesia selama 35 tahun, akhirnya pesawat tempur TNI AU Hawk MK-53 secara resmi dipensiunkan dan mengakhiri pengabdiannya menjaga kedaulatan RI sejak tahun 1980 itu. 

Dengan begitu, pesawat buatan Inggris ini secara resmi menjadi salah satu koleksi Museum Dirgantara TNI AU Adisutjipto. Acara penandatanganan serah terima berita acara penyerahan Hawk MK-53 itu dilaksanakan di Museum Dirgantara, Sabtu (22/8) kemarin.

BACA JUGA: Kok Mas Nusron Wahid Bisa Masuk Struktur PBNU? Ini Ceritanya

Danlanud Iswahyudi Madiun Marsma TNI Fachri Adamy mengatakan, Hawk MK-53 sudah menjalani pengabdian yang panjang. Pesawat tersebut kata Fachri, telah memberikan sumbangsih melahirkan penerbang-penerbang tangguh di TNI AU. "Dia telah menyelesaikan pengabdiannya," katanya.

Meskipun tidak lagi mengudara, Hawk MK-54, katanya, saat ini memiliki pengabdian lain di Museum Pusat TNI AU. Yakni dengan ditempatkan di museum diharapkan dapat memberikan gambaran sejarah TNI AU kepada generasi mendatang. 

BACA JUGA: Nadia Mulya Desak KPK Segera Jerat Tokoh Kunci Kasus Century

"Jogja sudah menjadi ikon pariwisata, sehingga dengan diletakkan di museum semoga dapat memberikan pembelajaran bagi generasi muda," tandasnya.

Sedangkan Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Madya Dwi Badarmanto mengatakan, dengan Hawk MK-53 diabadikan di museum diharapkan bisa bercerita tentang pengabdiannya, sehingga bermanfaat bagi pendidikan dan generasi ke depan. 

BACA JUGA: Bagikan Kartu Sakti di Pontianak, Jokowi: Jangan Belikan Pulsa

"Saya merinding saat pertama melihat kedatangannya. Saat itu teknologinya sudah sedemikian maju," ungkapnya.

Sementara itu Komandan Skuadron Udara 15 Iswahyudi, Letkol (Pnb) Marda Sujono mengungkapkan, lahir dan bermula menjadi penerbang dengan menggunakan Hawk MK-53. 

"Dan sebagai komandan squadron saya menjadi yang terakhir menerbangkan dari Madiun ke Jogja. Pesawat ini lahir disini, ke Iswahyudi dan sekarang kembali lagi ke sini," ujarnya kepada Radar Jogja.

Dalam pemeriksaan terakhir, kata Marda, Hawk MK-53 sebenarnya masih layak terbang bahkan hingga 200 jam terbang lagi. Namun mengingat kondisinya yang sudah lanjut dan saat ini telah ada pesawat pengganti T50 Golden Eagle maka setelah instruksi dari pimpinan, segera dipensiunkan.

Hawk MK-53 pertama didatangkan ke Indonesia sejak tahun 1980 dari Inggris. Dan berturut-turut sampai dengan berjumlah 20 buah di tahun 1984. 

Seiring berjalannya waktu, beberapa pesawat mengalami kerusakan, ada yang dikembalikan ke pabriknya, sehingga saat ini Hawk MK-53 dengan tail number TT-5309 itu menjadi satu-satunya yang tersisa.

"Saat saya bawa dari Madiun 12 Maret 2015 lalu, pesawat ini sudah 6 bulan tidak terbang. Tapi setelah dicek ternyata mesin, hidrolik, elektrik dan keseluruhannya tidak ada masalah," terangnya.

Bersama Hawk MK-53, ia mengaku telah melalui lebih dari 1.500 jam penerbangan, hingga terjauh ke Jayapura, Papua. Termasuk juga saat terjadinya ketegangan di Timor-Timur pada 1999-2000, pesawat tersebut juga ikut dalam operasi tersebut.

Saat ini, setelah puluhan tahun mengangkasa, purna sudah tugasnya menjaga kedaulatan NKRI di udara. Hawk MK-53 hanya bisa menyapa pengunjung dan anak-anak di Museum Dirgantara TNI AU Jogjakarta. Marda berharap, sebagai saksi kejayaan TNI AU, Hawk MK-53 bisa mengilhami lahirnya penerbang-penerbang unggul di TNI AU selanjutnya. (riz)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kiai Said Gaet Politikus Masuk Kepengurusan PBNU, Mau Tahu?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler