Kisah Pilot-Pilot yang Sukses Lakukan Pendaratan Darurat (1)

Simulasi Penyelamatannya Jadi Referensi Dunia

Jumat, 07 Agustus 2009 – 07:15 WIB

Kecelakaan pesawat terbang masih sering terjadi di tanah airKebanyakan, terjadi pada lima menit setelah lepas landas, dan lima menit menjelang pendaratan

BACA JUGA: Hengky Samuel Daud, Tersangka Korupsi Damkar Yang Mengaku Gemar Beramal

Anwar Haryanto, pilot Lion Air punya pengalaman menegangkan ketika mendaratkan pesawat tanpa roda depan, dan semua penumpangnya selamat


AGUS WIRAWAN-Jakarta


BLACKBERRY warna silver tergeletak di mejanya

BACA JUGA: Datang Tidak Terduga, Pergi Entah ke Mana

Sesekali mata Anwar Haryanto melirik perangkat komunikasinya itu
Barangkali ada yang mau meng-add di facebook-nya

BACA JUGA: Kesaksian Kerabat Dekat Mbah Surip dari Kampung Halaman di Mojokerto

"Biasanya orang yang ingin kenalan karena foto yang saya pasang pakai baju pilot, keren," katanya lantas tertawa.

Pria penggemar elektronika itu mengaku penasaran pada teknologi BlackBerry"Saya suka utak-atik barang elektronikSemua barang di rumah pernah saya bukaTermasuk, BlackBerry saya," kata Anwar yang ditemui di Kantor Lion Air, Jalan Gajah Mada, Jakarta, Rabu pekan lalu.

Elektronika dan membaca merupakan bagian dari banyak hobinyaKegemaran lain tak sempat dilakukanSebab, sejak menjadi pilot pesawat komersial, waktunya tersita untuk pekerjaan.Di dunia penerbangan, nama Anwar cukup dikenalKeberhasilannya mendaratkan pesawat MD 90 milik maskapai Lion Air di Bandara Hang Nadim, Batam, pada 23 Februari 2009, mendapat perhatian duniaMendaratkan pesawat tanpa roda depan (nose gear) dia berhasil menyelamatkan 162 penumpang dan empat awak pesawat"Bagi pilot, sudah naluri untuk menyelamatkan penumpang," kata pria kelahiran Pati, 8 Juni 1960 itu.

Pesawat dengan nomor penerbangan JT 972 itu berangkat dari Medan pukul 16.30 WIBMestinya pesawat tersebut mendarat pukul 17.50Namun, ban depan pesawat tidak mau keluarAnwar langsung melakukan komunikasi intensif dengan ATC (air traffic controller) Bandara Hang Nadim.

Seluruh petugas di bandara pun segera menggelar persiapan penyelamatan"Saya berani mendarat karena yakin di bawah sudah siap dengan upaya penyelamatan," tegas Anwar.Untuk menghindari kebakaran, pesawat berputar delapan kali untuk menghabiskan bahan bakarTepat pukul 18.30 Kapten Anwar mendaratkan pesawat tanpa roda depanLima menit menjelang turun, Anwar konsentrasi pada pesawat, sedangkan ATC konsentrasi pada tindakan penyelamatan"Saya mendaratkan pesawat diiringi doa sebisanya," katanya.

Ketika roda belakang menyentuh landasan, Anwar berusaha sekuat tenaga agar hidung pesawat tetap terangkat hingga kecepatan berkurangDia memperkirakan, pada kecepatan 60-70 knot, hidung pesawat akan turun dengan sendirinya karena gravitasi"Jadi, hidung pesawat tidak perlu saya turunkan karena justru akan fatal," jelasnya

Begitu hidung pesawat menyentuh landasan, getaran hebat terasa karena logam badan burung besi itu bergesekan keras dengan betonPercikan api yang menyala diantisipasi petugas pemadam kebakaran dengan menyemprotkan busa"Getarannya gerkgkrkkgkbegitu" tapi terus saya dorong ke depan dengan flap (sayap) supaya badan pesawat menekan landasan dan cepat berhenti," ungkapnya.

Pesawat berhenti, penumpang dievakuasi, seluruhnya selamatKepiawaian Anwar dalam prosedur penyelamatan itu menjadi pembicaraan para pilot di seluruh duniaBahkan, simulasinya menjadi referensi dunia penerbangan internasional"Setelah kita simulasikan bagaimana cara terbaik mengatasi permasalahan seperti itu, lalu dikirim ke pabrikan untuk menjadi referensi ke seluruh dunia," papar Anwar.

Pria 49 tahun itu memulai karir pilot pada awal dekade 80-anKetika itu TNI-AU membuka lowongan rekrutmen pilot dari tamatan SMAAnwar masuk ke Sekolah Penerbangan Ikatan Dinas Pendek (IDP) di Jogjakarta"Bravo adalah pesawat pertama yang saya terbangkanSedangkan yang saya terbangkan terakhir di TNI-AU adalah Boeing 737-200," lanjutnya.

Sebagai pilot militer, Anwar pernah mengikuti operasi Seroja selama satu tahun di Timor Timur (Timor Leste)Dia bertugas menerbangkan pesawat Hercules yang membawa logistik dan peralatan tempurMeski medan konflik cukup berbahaya, dia mengaku tidak pernah mendapat serangan musuh"Saya belum pernah ditembaki," katanya.

Setelah menjalani ikatan dinas sepuluh tahun, Anwar bergabung ke Sempati AirSayang, maskapai itu gulung tikarBapak dua anak itu lalu pindah ke beberapa maskapai, antara lain Air Evata, Star Air, Orient Thai, Thailand"Di Orient Thai gaji rata-ratanya USD 8.000 per bulan," kata pria dengan pangkat terakhir letnan satu itu.

Anwar punya pengalaman manis di Orient Thai ketika membawa Presiden Afghanistan Hamid KarzaiWaktu itu Orient Thai disewa PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) untuk mengantarkan Hamid dari Kabul ke Tokyo"Hamid Karzai sempat masuk ke kokpit dan menyapa saya dengan ucapan assalamualaikum," tuturnya.

Kepada Hamid, Anwar mengatakan bahwa dia mantan pilot Angkatan Udara Indonesia"Dia (Hamid Karzai, Red) makin yakin perjalanannya bakal aman karena dipiloti mantan Air Force," katanyaBahkan, pengawal kepresidenan yang tahu bahwa Anwar muslim, memintanya mencicipi makanan yang disediakan"Makanan itu dari Thailand, saya diminta mencicipiKalau saya mau, berarti halal," lanjutnya.

Meski gajinya besar, suami Menik Endang Wahyuni itu memilih kembali ke Indonesia dan berkumpul bersama keluargaPadahal, gaji rata-rata pilot di Indonesia hanya USD 4.000 per bulan"Gaji tinggi tidak ada artinya dibanding kesenangan berkumpul keluarga," tegasnya.

Keputusannya tidak salahKetika krisis finansial global melanda dunia, beberapa maskapai penerbangan di Negeri Gajah Putih gulung tikarKini tidak sedikit pilot yang mencari lowongan kerja di maskapai Indonesia"Banyak teman saya yang di Thailand mencari kerja sekarang karena di sana banyak maskapai tutupWisatawan turun," kata Anwar.

Menjadi pilot pesawat komersial membawanya pada kehidupan ekonomi yang lebih baikNamun, dia harus mengorbankan hobinya berolahraga semisal sepak bola dan voliYang masih dilakukan adalah membaca, terutama buku-buku yang berkaitan dengan elektronika(*/cfu)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kesaksian Kerabat Dekat Mbah Surip dari Kampung Halaman di Mojokerto


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler