Kisah Polisi yang Dikira Begal, Motornya Diseret Mobil Sampai Jauh

Sabtu, 18 Juli 2015 – 08:14 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Kecelakaan di Jalan Prof Dr Moestopo, Surabaya pada Selasa (14/7) lalu yang melibatkan anggota Sabhara Polrestabes Surabaya memasuki babak baru. Pengemudi mobil Hyundai Avega, yakni Arfan Satrio Aji, 17, dan keluarganya akan melaporkan Aiptu Suwarno ke propam. Menurut pihak keluarga, Aiptu Suwarno telah menyalahi aturan tugas.

Ditemani keluarganya, Arfan menceritakan kronologi kejadian yang sebenarnya kepada Jawa Pos. Dia mengaku, sebelum menyeret motor L 1795 DS milik Aiptu Suwarno, mobilnya berhenti. 

BACA JUGA: Astaga, Geng Motor Masih Bikin Onar Saat Lebaran, Satu Tewas

Ketika itu dia sedang mengobrol dengan teman perempuannya, Olivia Cali Lesmana, 17. "Tiba-tiba, ada yang mengetuk keca mobil. Orangnya bawa senter," ucapnya.

Seingatnya, orang yang diduga Aiptu Suwarno itu memakai jaket. Motornya diparkir melintang. Arfan kaget. Dalam benaknya, orang yang mengetuk kaca pintu mobilnya hendak berbuat jahat. Seketika itu dia bergegas pergi.

BACA JUGA: Niat Melerai Perkelahian, Helmi Bonyok Dihajar Geng Motor di Malam Takbir

Versi Arfan, dirinya tidak sampai menabrak Aiptu Suwarno. Karena itu, bila ada yang menyebut Aiptu Suwarno terpental, dengan tegas dia menyangkalnya.

Soal mobilnya yang menyeret motor polisi hingga jauh, dia sama sekali tidak sadar. Mobil yang dikendarai seakan melaju biasa seperti tidak ada sesuatu yang mengganjal di bawah kolongnya. "Saya tidak sadar bahwa nyeret motor. Cuma kedengaran suara. Saya kira itu juga berasal dari mesin mobil saya," kata Arfan.

BACA JUGA: Todong Korban dengan Sangkur, Rampas Motor, Tak Lama Pelaku Berhasil Diringkus

Nah, ketakutan Arfan terhadap begal makin menjadi saat mobilnya melaju di sekitar Jalan Gerbong. Ketika itu ada motor yang mengejarnya. Pengemudinya berambut gondrong dan sempat menendang mobilnya. Secara otomatis, Arfan pun menambah kecepatan mobil. 

"Jadi, saya itu tidak kabur, Mas. Waktu itu saya dikejar orang. Saya pun takut," jelasnya. "Saya khawatir itu begal atau geng motor. Saya kan khawatir kejadiannya sama kayak DJ Aditya yang dikeroyok geng motor," lanjutnya.

Dengan kecepatan tinggi, Arfan berusaha menghindar dari kejaran seseorang yang dikhawatirkan anggota geng motor tersebut. Begitu sampai di depan IGD RSUD dr Soetomo, mobilnya dihadang dua motor. Mobilnya sempat berhenti, tapi Arfan berupaya tetap jalan. 

Sebab, ketika itu dia masih mengira bila yang menghadangnya sekumpulan geng motor. Saat itu, motor Aiptu Suwarno terlepas dari bagian bawah kolong mobil. Karena ketakutan, Arfan sempat memutar Jalan Karang Menjangan kembali lagi ke Dharmawangsa sebanyak empat kali.

Mobil Hyundai Avega itu akhirnya benar-benar berhenti. Kali ini massa mengamuk. Mereka bertindak anarkistis dengan melemparkan benda-benda keras yang mengakibatkan kaca mobil pecah.

Ibunda Arfan, Widiastuti, menyatakan bahwa pihaknya adalah korban dalam peristiwa tersebut. Berdasar keterangan Arfan sebelumnya, keluarga menyimpulkan bahwa Aiptu Suwarno adalah polisi mbeling. "Kami menganggap Aiptu Suwarno mencoba memeras anak saya," tegasnya.

"Sekarang kalau dia memang bertugas, kenapa seragamnya mesti ditutupi jaket? Mana tahu anak saya bahwa dia polisi. Dia juga tidak sedang dinas. Lagi pula menindak kendaraan itu kan tugas polisi lalu lintas," lanjut Widiastuti.

Dia menambahkan, Aiptu Suwarno mungkin saja tahu bahwa penumpang di dalam mobil beda lawan jenis. Lantas, keluarga Arfan menilai Aiptu Suwarno mencoba meminta pungli. "Kakak saya juga polisi. Situasi itu bisa dimanfaatkan oknum seperti dia dengan alasan berpacaran di pinggir jalan. Kami akan laporkan dia ke propam," ujarnya.

Widiastuti mengungkapkan, ada oknum massa yang juga ditahan polisi. Menurut dia, dua orang yang main hakim sendiri dengan merusak mobil Arfan layak diproses hukum.

Di tempat terpisah, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya mengakui bahwa jajarannya menahan dua orang. "Benar, memang kami tangkap dan sedang menjalani pemeriksaan. Kami tidak mau ada orang yang melakukan tindakan anarkistis di Surabaya," jelas Takdir.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, kecelakaan yang melibatkan roda empat dan roda dua terjadi di Jalan Prof Dr Moestopo. Mobil Hyundai Avega yang menyeret sebuah motor sejauh 1 km rusak karena menjadi sasaran amuk massa yang main hakim seenaknya. (did/mas/oni)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perwira Jadi Korban, Petinggi TNI dan Polri Datangi Polsek, Ah Ternyata Cuma Batu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler